Denpasar (ANTARA) - PT Pertamina mengawasi berkala stok Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) ukuran tiga kilogram di tingkat agen dan terakhir sampai di pangkalan resmi di Bali untuk memastikan penyaluran subsidi tepat sasaran.
“Fungsi pengawasan Pertamina untuk menyalurkan LPG bersubsidi mulai dari agen hingga pangkalan. Artinya titik terakhir pendistribusian adalah di pangkalan bukan di pengecer atau warung,” kata Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rahedi di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan pengawasan itu sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 28 tahun 2021 tentang penyaluran dan pendistribusian LPG.
Untuk itu, ia mengarahkan masyarakat untuk membeli elpiji tiga kilogram subsidi di pangkalan resmi untuk mendapatkan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan oleh Gubernur Bali sebesar Rp18 ribu per tabung.
Ada pun ciri-ciri pangkalan resmi Pertamina, kata dia, ada papan warna hijau yang mencantumkan nama pangkalan, nomor registrasi pangkalan, menyebutkan HET, serta menyebutkan kontak pangkalan dan Call Center Pertamina 135.
Ahad menambahkan saat ini, penyaluran LPG tiga kilogram di sembilan kabupaten/kota di Bali berjalan normal dan tidak ada pengurangan.
Ada pun penyaluran per 19 Februari 2024, rata-rata mencapai 3,43 juta tabung dengan rata-rata harian mencapai 728 metrik ton atau sekitar 242.666 tabung.
Sedangkan untuk wilayah Denpasar, Ahad menegaskan penyaluran LPG tiga kilogram subsidi juga berjalan normal dengan realisasi penyaluran pada periode 12-19 Februari mencapai 279.544 tabung di empat kecamatan di Denpasar yakni Denpasar Barat, Selatan, Timur dan Utara.
Di sisi lain, Pertamina mendata sebanyak 608 ribu Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga di Bali terdaftar untuk membeli LPG subsidi ukuran tiga kilogram di tingkat pangkalan.
Ia mendata saat ini jumlah pangkalan LPG ukuran menyerupai melon itu di Bali sebanyak 3.800 unit.