Denpasar (ANTARA) - Basarnas Bali berhasil mengevakuasi lima orang korban cuaca ekstrem yang sedang melaut di Perairan Nusa Dua.
“Pukul 19.30 Wita jukung dengan dua penumpang berhasil ditolong oleh nelayan dan sudah sandar di Pantai Samuh, Nusa Dua dalam keadaan selamat. Pada pukul 20.15 Wita tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga korban lainnya,” kata Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya.
Sidakarya dalam keterangan di Denpasar, Selasa, menjelaskan sekitar pukul 18.30 Wita pihaknya mendapat informasi ada jukung terbalik dihantam ombak dan lima orang dikabarkan terombang-ambing di tengah laut Perairan Nusa Dua pada Senin (15/12).
"Infonya kami terima 30 menit setelah kejadian dari Bapak Mudita, meminta pertolongan segera," ujarnya.
Setelah menerima laporan, Sidakarya mengutus lima personel menuju Pelabuhan Benoa untuk mencari korban dengan menggerakkan Rigid Inflatable Boat (RIB).
"Proses evakuasi malam sangat beresiko, hujan deras, angin kencang dan kondisi gelombang laut tinggi," katanya.
Namun evakuasi malam tadi di tengah lautan Nusa Dua dengan keadaan menantang terpaksa dilakukan demi memperjuangkan peluang korban bisa ditemukan selamat.
"Adanya pergerakan tim SAR yang beresiko tinggi, tetap yang diutamakan adalah keselamatan personel, maka tidak putus-putusnya selalu memantau pergerakan RIB," ucapnya.
Hingga akhirnya kelima korban cuaca ekstrem itu ditemukan, untuk tiga orang terakhir yang ditemukan Basarnas Bali langsung dievakuasi ke Dermaga Pasir Pelabuhan Benoa.
RIB kemudian kembali sandar sekitar pukul 21.15 Wita.
Diketahui identitas korban atas nama I Wayan Rawan Atmaja (65), I Made Sudarna (43), Saiful (35), Mangku Desel (50), dan Agung Adi/Jelih (28).
Atas kejadian ini, Kepala Kantor Basarnas Bali itu kembali mengingatkan bahwa BMKG telah memberi peringatan agar masyarakat menghindari aktivitas di lautan, mengingat masih adanya bibit siklon 93S. Kondisi ini memberikan dampak cuaca buruk, termasuk di seputaran wilayah Bali dan laut sekitarnya.
"Kembali dan kembali kami peringatkan, hindari dahulu aktivitas di perairan, gunung ataupun alam terbuka lainnya, diperkirakan kondisi cuaca buruk ini akan berlangsung hingga bulan Januari, meskipun diprediksi di antara waktu tersebut sempat mereda," kata Sidakarya.
Ia berharap agar masyarakat selalu perhatikan keselamatan diri, khususnya saat melaut, harus sedia alat keselamatan, memantau informasi resmi BMKG sebelum berangkat, dan memastikan jukung atau perahu yang digunakan dalam keadaan baik.
