Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Bupati Kabupaten Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana mendukung pelaksanaan kegiatan pameran pelayanan kesehatan tradisional Bali dari masing-masing kabupaten/kota di Pulau Dewata yang akan dilaksanakan di wilayah tersebut.
“Ini langkah yang sangat baik untuk memperkenalkan obat-obatan tradisional. Pengobatan tradisional sifatnya pencegahan seperti jamu. Ini tentu akan mengedukasi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan obat kimia yang banyak efek sampingnya,” ungkapnya saat ditemui usai menerima audiensi dari Staf Ahli Gubernur Bali I Dewa Putu Eka Wijaya Wardana dan I Wayan Serinah di ruang kerjanya, Selasa.
Didampingi Staf Ahli Bupati Buleleng Bidang Kemasyarakatan dan SDM I Made Budi Astawa, Bupati mengatakan, pameran pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) II Staf Ahli Kepala Daerah (Sahlikada) pada 2022 ini di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut.
Agus Suradnyana menjelaskan obat tradisional memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit dari obat kimia. Namun, mengkonsumsi obat-obatan tradisional ini memiliki efek jangka panjang.
Setiap daerah di Bali, menurut Suradnyana, memiliki obat tradisional masing-masing. “Saya rasa masing-masing daerah sudah tahu potensi obat-obatan tradisionalnya masing-masing. Hanya saja kurang edukasinya,” jelasnya.
Baca juga: Wabup Buleleng serahkan sembako saat Safari Ramadhan bersama Baznas-BSI
Sementara, I Made Budi Astawa mengatakan secara prinsip Kabupaten Buleleng sudah siap menggelar Rakorda II Sahlikada dan Pameran Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali. Rencananya acara tersebut akan digelar pada tanggal 19-20 Mei 2022 di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja.
“Nanti kita siapkan tempat yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. Termasuk tempat praktik pangusadha (pengobatan tradisional). Kami harap para pangusadha se-Bali bisa hadir pada saat itu. Agar masyarakat tahu bahwa di Bali ada berbagai macam pengobatan tradisional,” katanya.
Staf Ahli Gubernur Bali Wayan Serinah mengungkapkan Rakorda II Sahlikada ini berfungsi untuk mengkaji, mengkoordinasikan, dan memfasilitasi terkait sasaran yang ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Bali. Untuk bergerak cepat menuju target kinerja yang diinginkan. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan tradisional Bali.
Baca juga: DPRD Buleleng minta Perda dijalankan secara maksimal
Ia menjelaskan, Rakorda mempunyai target pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional Bali terintegrasi antara komplementer dan tradisional menjadi satu kesatuan.
“Kebetulan untuk tahun ini Buleleng mendapat giliran setelah Gianyar. Buleleng akan memfasilitasi sehingga seluruh kabupaten/kota bisa bersinergi untuk memajukan pelayanan kesehatan tradisional Bali. Sehingga menjadi ikon baik untuk diri sendiri dalam pengobatan kesehatan dan menjadi salah satu tujuan wisata (health tourism),” katanya.
Bupati Buleleng dukung pameran produk kesehatan tradisional
Rabu, 20 April 2022 5:52 WIB