Denpasar (Antara Bali) - Tiga jenis kesenian tradisional Bali meliputi arja, topeng, dan primbon saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
"Seniman arja umumnya juga seniman topeng atau pemain primbon dan sebaliknya, sehingga pementasan kesenian arja, topeng dan primbon biasa dirangkaikan dengan kegiatan ritual," kata Pembantu Rektor II Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Dr I Gede Arya Sugiartha, Senin.
Dengan adanya saling keterkaitan itu, maka para seniman pendukung umumnya bisa memainkan ketiga jenis kesenian tradisional yang hingga kini masih lestari.
Mengenai besaran upah seniman arja, topeng, dan primbon, katanya, berkisar antara Rp500.000 hingga Rp700.000 per orang untuk sekali pentas.
Biaya tersebut sudah termasuk transportasi penari ke lokasi pagelaran. Namun jika pengundang mennjemputnya, maka honornya lebih rendah, antara Rp400.000 hingga Rp600.000 per orang.
Khusus untuk Topeng Pajegan karena satu orang penari memainkan berbagai tokoh dan karakter sehingga upahnya lebih besar yakni mencapai Rp 1.000.000 untuk satu kali pentas.
Mencermati besaran upah seniman arja, topeng dan primbon itu, Gede Arya berpendapat para seniman telah mendapatkan penghasilan yang cukup memadai, asalkan didukung kuantitas pementasan yang cukup, misalnya minimal 10 kali per bulan.(*/T007)
Upah Seniman Tradisional Bali Memadai
Senin, 30 Juli 2012 9:22 WIB