Tabanan (Antara Bali) - Ratusan seniman pendukung pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Ke-519 Kabupaten Tabanan, Bali, Kamis (29/11) lalu belum mendapat honor.
Para penari "Joged Bumbung" dan kelompok musik pengiring menagih janji Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Rabu, yang akan segera membayarkan honor.
"Kami malah dijanjikan pembayaran pada tahun depan dengan syarat harus mengajukan proposal terlebih dulu," kata seorang penari yang tidak bersedia menyebutkan namanya itu.
Menurut dia, Bupati berjanji memberikan honor Rp1,7 juta kepada setiap kelompok seni atau "sekaa" yang menyukseskan acara pemecahan rekor tersebut.
"Tapi sampai sekarang, kami tidak mendapatkan honor sepeser pun," kata perempuan anggota Sekaa Joged Bumbung itu menuturkan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan I Wayan Adnyana terkesan cuci tangan dari persoalan tersebut.
"Kami ini hanya penyelenggara. Urusan honor `sekaa` itu ada pada Bagian Tapem (Tata Pemerintahan)," katanya.
Sementara Kepala Bagian Humas Pemkab Tabanan Putu Dian Setiawan justru mengatakan bahwa sesuai kesepakatan para penari dan penabuh gamelan tidak mendapat honor dari penyelenggaraan acara tersebut.
MURI mencatat Kabupaten Tabanan memecahkan rekor Joged Bumbung yang dibawakan secara massal dalam rangkaian peringatan hari jadi daerah itu.
Sedikitnya seribu penari dan penabuh gamelan dari 35 sekaa yang tersebar di 10 kecamatan berperan aktif dalam pemecahan rekor tersebut, Kamis (29/11) lalu. (EKA/M038/T007)
Seniman Joged Rekor MURI Tagih Honor
Rabu, 5 Desember 2012 17:03 WIB