Denpasar (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Bali merespons soal kajian dari media travel asing, Fodor, yang mengatakan Bali destinasi wisata yang tidak direkomendasikan tahun 2025.
Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Jumat, mengatakan jika dalam kajian tersebut disampaikan Bali overtourism atau pariwisatanya sudah berlebih, maka ia membantah.
“Tidak seperti yang diberitakan, ada parameter beberapa kita akui seperti masih terkonsentrasi di Bali Selatan, tapi dari sisi kondisi kunjungan wisatawan kan belum sekali menunjukkan sampai berlebih,” kata dia.
Tjok Pemayun membandingkan kondisi saat ini dengan sebelum pandemi COVID-19, dimana tahun 2019 jumlah kunjungan wisman lebih dari 6,2 juta kunjungan, sedangkan tahun ini masih di angka 4,7 juta.
“Tingkat hunian kamar juga masih 80 persen, cuma terkonsentrasi di selatan saja, kadang-kadang ada yang musim puncak 90 persen, tapi kalau di seluruh Bali ketersediaan kamar masih banyak,” ujarnya.
Dispar Bali mengklaim artinya belum terjadi pariwisata berlebih, namun tantangannya mengenalkan wisatawan dengan daerah Bali utara, timur, dan barat, agar tidak menumpuk di selatan.
“Kami sudah menyusun pola perjalanan itu, kami sudah bekerjasama dengan kampus Universitas Udayana, jadi itu untuk Bali timur, utara, dan barat,” kata Tjok Pemayun.
Baca juga: Pariwisata Bali aman meski erupsi Gunung Lewotobi berdampak ke penerbangan
Ia mengakui terjadi lonjakan kunjungan di luar prediksi jika melihat situasi selama COVID-19, lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya alih fungsi lahan, sehingga Pemprov Bali harus perlahan menata.
“Jadi tidak ada alasan bahwa Bali overtourism, bahwa Bali tidak direkomendasi kunjungan, kan Bali secara keseluruhan bisa dikunjungi kemana-mana, Bali masih sangat layak dikunjungi tidak hanya sekarang, tapi setiap saat,” tuturnya.
Adapun yang sudah dilakukan Pemprov Bali menangani permasalahan ini seperti mendukung pemerintah pusat dalam penataan perijinan melalui OSS, membuat tim pengendalian pembangunan, membuat do and don't, dan aturan soal kawasan suci.
Tjok Pemayun berharap pemberitaan Fodor tidak membuat wisatawan ragu untuk berlibur, sebab pemerintah tidak diam dan terus berbenah, serta merekomendasikan wisatawan tidak hanya berada di Bali selatan namun wilayah lainnya.
Baca juga: Dispar Bali proyeksikan nilai pungutan wisman 2025 sudah sesuai situasi