Denpasar (ANTARA) - Pasar Sindu Sanur, Kota Denpasar diresmikan menjadi Kawasan Pasar Tradisional Digital Berbasis QRIS yang diluncurkan secara langsung oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati bersama Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.
"Pemerintah Provinsi Bali mengapresiasi dan mendorong ini (Pasar Sindu). Menjadi keniscayaan kita untuk mengikuti teknologi. Apalagi di pasar itu banyak transaksi," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace dalam acara peresmian tersebut di Pelataran Pasar Sindu Sanur, Denpasar, Sabtu.
Pihaknya berharap dengan 'cashless' ini dimulai dari pasar-pasar, akan jadi lebih efisien dan efektif dan menurunkan risiko tertular COVID-19 melalui media uang dan sebagainya.
Baca juga: BI Bali targetkan 100.000 pengguna manfaatkan QRIS hingga akhir Juni 2020
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan pencanangan Kawasan Pasar Tradisional Digital Berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan sebuah upaya untuk mendukung penerapan adaptasi Normal Baru di pasar tradisional.
"Pasar itu penting banget buat masyarakat Bali dan masyarakat di Indonesia sehingga pasar harus disiapin untuk normal baru dengan faceshield, masker dan sebagainya. Oleh karena itu, kami semua di perbankan ingin mempercepat Bali agar bisa siap New Normal," ujarnya pada acara yang sekaligus dirangkaikan dengan Launching Gerakan 10 Ribu Masker/Faceshield oleh Perbankan Bali itu.
Menurut Trisno, Pasar Sindu saat ini sudah memiliki sarana pemasaran berbasis digital yaitu melalui web pasar (https://pasarsindusanur.com/) yang disediakan oleh BRI. Demikian pula cara pembayarannya sudah dapat dilakukan secara digital melalui transaksi pembayaran yang bersifat "contactless" seperti QRIS.
"Dengan QRIS, selain transaksi bersifat cepat, mudah, dan aman juga dapat mengurangi risiko penularan virus," ujarnya.
Baca juga: BI Bali anjurkan wisatawan gunakan nontunai saat "Normal Baru"
Dia mengemukakan, pedagang-pedagang Pasar Sindu sudah menerapkan transaksi pembayaran berbasis QRIS yang sudah disediakan antara lain oleh BPD Bali, Bank Mandiri dan BRI dengan sarana dan prasarana yang telah berbasis digital tersebut, Pasar Sindu telah siap bertransformasi menjadi kawasan Pasar Tradisional Digital dengan berbasis QRIS.
Menurut Trisno Nugroho, kegiatan kali ini sebenarnya mencakup dua aspek, yaitu aspek protokol kesehatan dan aspek protokol bertransaksi dalam masa pandemi COVID-19 dan dalam menghadapi tata kehidupan baru.
Pada aspek kesehatan, Gerakan 10.000 Masker dan Face Shield ini merupakan bentuk kepedulian dari perbankan di Provinsi Bali di mana masker dan face shield menjadi sarana utama untuk mencegah penularan COVID-19
Kegiatan tersebut tidak berhenti di sini, Gerakan 10.000 masker dan face shield serta digitalisasi transaksi di wilayah Kota Denpasar ini akan dilanjutkan di pasar dan area lainnya seperti UMKM sampai dengan pedagang kaki lima.
Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra menyampaikan sosialisasi dan penyebarluasan informasi di masyarakat sangatlah penting di tengah pandemi COVID-19 ini. Dengan demikian, kendati di tengah pandemi, masyarakat dapat tetap produktif dan aman dalam melaksanakan usaha.
"Kuncinya adalah bagaimana kita wajib beradaptasi dengan kebiasaan baru, sehingga kesadaran, keberuntungan dan keselamatan dapat diwujudkan, serta mampu memberikan dukungn terhadap produktifitas dan keamanan dalam berniaga yang bebas COVID-19," ujarnya.
Baca juga: Dinas PUPR Denpasar lakukan tes geoteknik cek keretakan di Pasar Badung
Pasar tradisional dan pasar rakyat sebagai motor penggerak perekonomian harus terus produktif. Dengan catatan faktor keselamatan dan kesehatan seluruh elemen pasar tetap menjadi prioritas utama. Hal ini mengingat karena tren penyebaran kasus COVID-19 saat ini di Kota Denpasar didominasi klaster pasar tradisional.
Rai Mantra juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penuh penerapan kebiasaan baru di pasat tradisional.
Menurutnya, pencanangan Kawasan Pasar Digital berbasis QRIS, memberikan bantuan masker dan face shield, serta pemasangan pembatas antara pedagang dan pembeli merupakan sebuah solusi bagi pasar tradisional untuk tetap produktif ditengah pandemi COVID-19 ini.
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, IB Gede Sidharta Putra mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kemajuan Pasar Sindu.
Sejak awal keberadaannya, Pasar Sindu sudah mendapatkan perhatian berbagai kalangan karena merupakan salah satu pasar tradisional atau pasar rakyat yang telah direvitalisasi.
"Kini kesan kumuh, becek dan tidak tertata pun sudah berganti dengan penataan yang apik, zona pedagang, serta fasilitas pendukung yang memadai. Bahkan, Pasar Sindu pernah menyandang predikat sebagai pasar terbaik se-Asia Tenggara," kata Sidharta Putra.
Dengan diterapkannya kawasan pasar tradisional digital berbais QRIS ini, Sidharta berharap dapat memberikan kemudahan transaksi dan untuk mendukung penerapan protokol kesehatan berniaga.
"Tentu ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai upaya mendukung adaptasi kebiasaan baru, serta sebagai penerapan protokol kesehatan, sehingga transaksi yang dilaksanakan tak perlu lagi bersentuhan langsung. Ini mengingat Pasar Sindu juga menjadi salah satu pasar rakyat yang menjadi destinasi kunjungan wisatawan mancanegara," katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Dirut BPD Bali, I Nyoman Sudharma, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, IB Gede Sidharta dengan pelaksanaan kegiatan yang tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan COVID-19.