Denpasar (ANTARA) - Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) bekerja sama dengan DPD KNPI Bali mendirikan Posko Dapur Umum untuk membantu penanganan dampak pandemi COVID-19 dengan membagikan 500 nasi bungkus setiap hari kepada mahasiswa dan masyarakat Bali.
Ketua Umum Pospera Bali Kadek Agus Ekanata di Denpasar, Minggu, mengatakan pihaknya secara bergotong-royong membangun Posko Dapur Umum di Denpasar dengan membagikan 500 nasi bungkus selama 30 hari ke depan kepada mahasiswa dan warga Bali.
Langkah itu, katanya, dilakukan sebagai kepedulian untuk membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
"Masyarakat telah merasakan dampak wabah pandemi COVID-19 hampir dua bulan lebih pada semua sektor kehidupan, baik para pekerja formal dan nonformal. Tetapi lebih terasa lagi para pekerja informal, UMKM, pengusaha kecil, dan mahasiswa perantauan di Bali," ujarnya.
Ia menyebut berhentinya aktivitas produksi, perdagangan barang dan jasa, distribusi, dalam skala yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Pelambatan ekonomi itu, katanya, menyebabkan naiknya angka pengangguran terbuka (dari yang semula tertutup), seperti pada buruh sektor pariwisata, kerajinan, garmen, jasa transportasi.
Dengan kondisi itu, pihaknya membantu masyarakat dengan memberikan sumbangan nasi bungkus.
"Terlebih bagi mahasiswa perantauan di Bali akan merasakan dampaknya. Mereka terhambat menerima biaya hidup selama di Bali dari orang tuanya, sehingga kami tergerak membantu dengan Posko Dapur Umum, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, yakni sekadar makan setiap harinya," ujarnya.
Oktavian N.S., anggota Presidium Nasional PENA'98 Bali, mengatakan dalam rangka Peringatan 22 Tahun Reformasi 1998 pihaknya membuka dapur umum untuk membantu ketahanan pangan mahasiswa dan warga yang terdampak COVID-19, baik karena terkena PHK maupun dirumahkan oleh perusahaan tempat bekerja.
"Dalam situasi terburuk sekali pun, sebagai anak bangsa kita tidak boleh kehilangan empati dan rasa kemanusiaan. Tidak ada pilihan lain selain kita harus mulai membiasakan diri hidup dengan kondisi sosial ekonomi yang berubah, terutama sejak penerapan 'phsycal distancing' (jaga jarak) dan penerapan PKM di Kota Denpasar," ucapnya.
Ketua KNPI Bali Nyoman Gede Antaguna mengatakan masyarakat harus saling mendukung dan peduli dengan lingkungan terdekatnya.
Hanya dengan semangat gotong-royong, merasa saling bersaudara (menyama braya) atas dasar kemanusiaan dampak sosial, katanya, pandemi itu akan dapat dikurangi.
"Jangan sampai wabah ini malah meretakkan ikatan persaudaraan antaranak bangsa, baik itu 'krama Bali, maupun krama tamiu' maka gotong-royong adalah jalan keluar untuk berdamai dengan COVID-19, seperti pernyataan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Selain dapur umum, kami juga menerima partisipasi berupa logistik atau bahan makanan maupun lauk-pauk siap saji dari para donatur yang berkeinginan menyumbang," ujarnya.
Dalam kegiatan itu, menggandeng elemen masyarakat di Denpasar, antara lain BEM FH Universitas Udayana, komunitas mahasiswa Timor Universitas Warmadewa, komunitas mahasiswa Papua Universitas Warmadewa, PSN (Pinandita Sanggraha Nusantara) menaungi para pemangku di Pura Kota Denpasar, Ikatan Keluarga Maluku Bali, Ikawangi (Ikatan Keluarga Banyuwangi), dan komunitas warga Timor di Denpasar.
Gerry Gunawan dari BEM FH Universitas Udayana mengatakan pihaknya bergerak dengan menyebarkan kuesioner selama sepekan menyasar mahasiswa perantau dan luar daerah yang terdampak COVID-19.
"Kami lakukan karena rektorat hanya memberikan bantuan untuk mahasiswa asrama dan UKT-1 saja, sedangkan semua mahasiswa rantau terdampak COVID-19, sehingga kami hadir memberikan solusi sekaligus menyentil rektorat yang belum mampu memberikan keadilan yang sama rasa sama bahagia," ucapnya.