Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali AA Gede Alit Sastrawan mengatakan, berdasarkan hasil penelitian terakhir yang dilakukan pihaknya terhadap sampel limbah hotel dan restoran menunjukkan kategori pencemaran tidak berbahaya.
"Dari sampel yang kami peroleh tidak ada yang mengandung unsur logam berat," kata Sastrawan, di Denpasar, Jumat.
Ia mengungkapkan, sekitar 40 persen dari hotel dan restoran yang diteliti terbukti melakukan pelanggaran karena belum memiliki unit pengolahan limbah yang berfungsi optimal, sehingga berimbas terjadinya pencemaran.
"Kekurangoptimalan itu umumnya disebabkan instalasi pengolahan limbah (ipal) yang telah termakan usia dan belum diperbaiki," ujarnya.
Sastrawan mengatakan, penelitian dilakukan secara acak dan menyebar pada berbagai hotel dan restoran di wilayah Provinsi Bali.
Tingkat pelanggaran sarana akomodasi pariwisata itu, katanya, tidak sama. Ada yang ringan, sedang hingga yang signifikan. Namun ditegaskan kandungan limbahnya tidak mengandung zat berbahaya dan lebih banyak unsur organik.
"Pihak-pihak yang melakukan pelanggaran telah kami berikan pembinaan dan mereka bersedia melakukan perbaikan. Komitmen dan kesediaan untuk melakukan perbaikan inilah yang terpenting dan itu sudah ditunjukkan oleh pihak hotel dan restoran," katanya.
Jika terbukti melanggar dan tetap tidak mengindahkan teguran BLH, tambah Sastrawan, pihaknya akan melakukan langkah pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Di sisi lain, ia menyebut walaupun berdasarkan hasil penelitian tidak menunjukkan kategori pencemaran berbahaya, BLH akan terus melanjutkan pemantauan dan pengawasan secara periodik.
Satu solusi yang ditawarkan BLH untuk mengatasi kendala ipal yang ada melalui penyambungan sistem pemipaan ke saluran DSDP.
"Jika di sekitar lokasi hotel dan restoran ada saluran DSDP, saluran limbah bisa diarahkan ke sana," ucapnya.
Sastrawan menandaskan, sesungguhnya untuk penyediaan sarana pengolahan limbah yang baik tidaklah membutuhkan biaya besar.
"Penting adanya komitmen dan perhatian dari manajemen untuk ikut peduli menjaga lingkungan agar limbah yang dihasilkan tak sampai mencemari lingkungan," katanya.(*/T007)