Negara (Antara Bali) - Sumur warga Dusun Air Anakan, Desa Banyubiru, Kabupaten Jembrana diduga tercemar limbah pabrik kertas sehingga airnya keruh dan berbau.
"Warna dan bau air berubah sekitar satu tahun terakhir. Air dari sumur kami tidak layak konsumsi," kata Aisyah, salah seorang warga, Selasa.
Menurutnya, meskipun pihak pabrik kertas telah membantu penyediaan air bersih, namun masih kurang sehingga untuk kebutuhan minum warga terpaksa membeli air mineral.
"Dulu air saya sangat bersih, dan bisa memenuhi seluruh keperluan rumah tangga mulai dari memasak sampai mencuci, tapi satu tahun terakhir digunakan untuk mandi saja membuat badan gatal-gatal," katanya.
Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu warga sempat mendatangi pabrik kertas tersebut dan mereka akhirnya memberi pasokan air bersih.
Hasan Maruf, warga lainnya mengatakan, aroma tidak sedap yang disertai perubahan warna air sumur menjadi kehitaman sangat terasa saat musim hujan.
Dia juga menduga, perubahan air sumur itu disebabkan rembesan limbah dari pabrik kertas itu.
Terkait keluhan warga ini, Kepala Desa atau Perbekel Banyubiru Masturi mengatakan, pihaknya segera akan memanggil pimpinan pabrik agar bisa bertemu dengan warga untuk membahas masalah ini.
Ia mengatakan, jika pengelola pabrik tidak menanggapi keluhan warga tersebut, pihaknya akan melakukan tindakan tegas, termasuk pencabutan izin yang menjadi wewenang desa. (GBI/nym)
Sumur Warga Banyubiru Diduga Tercemar Limbah Pabrik Kertas
Selasa, 5 September 2017 16:06 WIB