Denpasar (Antara Bali) - Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, M Kes, diangkat dan dikukuhkan menjadi guru besar tetap pertama Program Studi Desain Interior Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (FSRD ISI) Denpasar.
"Pengenalan guru besar tersebut akan dilakukan dalam sidang senat terbuka yang dipimpin Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S, MA di kampus setempat Kamis (28/7)," kata Prof Artayasa di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengenalan guru besar itu akan dilakukan bersamaan dengan acara dies natalis VIII dan wisuda sarjana IX lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.
Dalam acara pengenalan tersebut akan disampaikan orasi ilmiah berjudul "Konsep, Estetika dan Teknis Dalam Bingkai Ergonomi Total Pada Desain Interior".
Kelahiran guru besar dalam bidang desain interior tidak terlepas dari peran aktif dan perjuangan panjang dalam bidang akademik yang profesional.
Pria kelahiran Tabanan, 24 Maret 1964 atau 47 tahun silam itu menyelesaikan seluruh jenjang pendidikannya di Denpaar, termasuk S1 di Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Udayana.
Setelah itu melanjutkan magister pada program Pascasarjana Ergonomi Fisiologi-Kerja Universitas Udayana, serta jenjang S3 memperdalam ergonomi di Program Pascasarjana Ilmu Kedokteran Universitas Udayana.
Prestasi Prof Artayasa tidak hanya di tingkat nasional, namun juga berkiprah di tingkat internasional antara lain tampil sebagai pembicara dalam kegiatan seminar.
Dia antara lain berbicara dalam seminar international kerja sama ISI denpasar dengan Songkhla Rajabat University Thailand, "The International Seminar Agriculture Ergonomics Development converence 2007? (AEDeC 2007) Kuala Lumpur, Malaysia.
Suami dari Trianti Cahya Otiana itu dalam dunia akademis selain mengajar Program Studi Desain Interior Jurusan Desain FSRD ISI Denpasar juga aktif di Program Pascasarjana Ergonomi F-Kerja dan Program Doktor Ergonomi di Universitas Udayana.
Selain itu juga pernah menjadi desainer interior pada beberapa kontraktor dan konsultan di Kota Denpasar, serta menyelesaikan proyek arsitektur, interior dan pertamanan secara mandiri di beberapa lokasi.
Ayah dari Putu Riana Artyanti Putri, Made Rania Artyanti Kita dan Nyoman Artyanta Putra Dharma itu juga pernah melakukan penelitian mengenai perubahan desain tempat duduk lampit dapat menurunkan beban kerja dan keluhan muskuloskeletal petani di Dusun Semaja Antosari, Tabanan.
Selain itu beban kerja wanita pengangkut kelapa di Banjar Semaja, Antosari, Tabanan, desain keranjang mempengaruhi beban kerja wanita pencari kelapa di Dusun Semaja, Antosari, Tabanan, yang semuanya dilakukan secara mandiri.
Dengan bertambahnya guru besar diharapkan ISI Denpasar lebih maju dan berperanan aktif dalam kegiatan tingkat lokal, nasional dan internasional.(*)
Artayasa Guru Besar Pertama FSRD ISI Denpasar
Rabu, 27 Juli 2011 16:02 WIB