Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menginisiasi pembentukan Poros Perguruan Tinggi Seni-Desain Asia-Pasifik (The Asia Pacific's Axis of Arts-Design Higher Education), melalui perhelatan Bali-Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) pada 19-25 Oktober 2024.
Rektor ISI Denpasar Prof. Wayan Adnyana di Denpasar, Selasa, mengatakan B-GAAD merupakan wahana dialog, kemitraan, dan kolaborasi antara perguruan tinggi seni dan desain se-Asia Pasifik dengan visi membangun kolaborasi untuk keunggulan akademik, menyejahterakan masyarakat, melestarikan budaya lokal, serta mengonservasi lingkungan alam.
“Sebagai platform strategis, B-GAAD menekankan pentingnya dialog dan kemitraan dalam memperkuat pendidikan seni dan desain sekaligus menggugah kesadaran bersama bagaimana secara nyata mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan global yang berkeadilan,” kata dia.
B-GAAD 2024 sendiri diikuti 12 perguruan tinggi luar negeri, yaitu Okinawa Prefectural University of Arts, Kunitachi College of Music, Kyoto Saga University of Arts, Youngsan University, Hankuk University, Lasalle Collage of The Arts, Nanyang Academy of Fine Arts, Kazakh National Academy of Choreography, ASWARA, Malaysia, Mahasarakham University, Thailand, Jiangxi Institute of Fashion Technology, China, dan University of Western Australia.
Perhelatan ini mengangkat tema "Kala-Manawa-Kalpa" (Time-Human-Term), atau pemaknaan kembali hakikat manusia merdeka; menyadari kehadiran adikodrati sang kala (Waktu) seraya memahami keberadaan dan peran akal budi lintas masa (historis).
“Tema yang mengundang renungan dan seruan kesadaran solidaritas global ini diimplementasikan ke dalam delapan program unggulan, mengedepankan dialog lintas disiplin seni dan desain perguruan tinggi se-Asia Pasifik,” ujar Rektor ISI Denpasar.
Dalam pembukaannya, B-GAAD menampilkan pergelaran kolosal garapan baru berjudul Candet Ding Padmaswari Kalpa, sebagai wujud transformasi terkini 100 Tahun Cak.
Olahan kreasi ini adalah paduan antara stilistika klasik pagambuhan, serta korus-tembang vokal yang dilantunkan seiring kedalaman magis musikal selonding; merdu seruling; selaras gempita orkestra barat.
Padmaswari Kalpa menjadi simbol padmabhuwana aksara dengan Kagunan tradisi Bali-Jawa, termulia sebagai Saraswati; maha ibu pengetahuan.
“Candet Ding Padmaswari Kalpa hakikatnya adalah cipta seni pertunjukan kolosal sang penghayat kehidupan; tuturan alur waktu; seturut kronik pendakian kesucian susastra semesta raya,” kata Wayan Adnyana.
Lebih lanjut gerak Tari Bedhaya dalam sosok Padmaswari berpadu ragam peran pagambuhan (sembilan sosok Panji, delapan Arya, dan dua pasang Demang-Tumenggung) menambah kemeriahan yang disaksikan sekitar 3.000 penonton.
Ia menyampaikan persiapan ini dimulai sejak Agustus lalu, dengan 200 penari, penabuh, komposer, dan musisi, serta tim artistik properti, dan desainer kostum.
Wayan Adnyana mengatakan B-GAAD mendapat respons positif dan antusias pemimpin pendidikan tinggi seni dan desain di Asia Pasifik.
Presiden Kunitachi College of Music Jepang, Prof. Minoru Umemoto percaya bahwa forum ini akan semakin memperdalam kolaborasi dan pengembangan pendidikan seni dan desain di seluruh Asia Pasifik.
Begitu juga Prof. Steve Dixon yang merupakan Presiden Lasalle College of Arts, Singapura, menyatakan bahwa forum strategis ini memberikan kesempatan luar biasa bagi institusi seni dan desain di kawasan Asia Pasifik untuk bersatu bekerja sama meraih capaian unggul pendidikan guna melahirkan generasi baru seniman besar dan pemikir kreatif.