Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI Brian Yuliarto mendukung Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dalam mencetak talenta kreatif, inovatif, dan kolaboratif nasional.
Menteri Brian melalui keterangan di Jakarta, Sabtu menjelaskan hal ini diperlukan untuk membuktikan bahwa kekayaan seni dan budaya dapat berkembang menjadi industri berbasis sains tinggi yang mampu bersaing ditingkat global.
"Saya ingin berbagi kebanggaan dan apresiasi terhadap langkah besar yang sedang ditempuh oleh ISI Bali dalam mewujudkan transformasi kelembagaan yang visioner dan strategis," katanya.
Brian menilai seni, desain, dan budaya bukan sekadar bagian dari identitas bangsa, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik.
Ia juga menyampaikan penghargaannya terhadap langkah strategis ISI Denpasar dalam membangun ekosistem riset dan kolaborasi global.
"Dengan riset berbasis eksplorasi teknologi serta pendekatan multidisiplin, kita berharap dapat membuka peluang baru bagi industri kreatif, menciptakan model bisnis yang berkelanjutan, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif dunia," ujarnya.
Sebagai bagian dari perwujudan transformasi tersebut, Wamendiktisaintek Fauzan, mewakili Menteri Brian menandatangani Piagam Pangurip bersama perwakilan ISI Denpasar.
Piagam ini akan dipahat pada monumen ISI Denpasar sebagai simbol komitmen terhadap penguatan pendidikan tinggi seni yang berbasis inovasi dan kolaborasi.
Penandatanganan piagam ini juga menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan seni di Indonesia. Dengan semangat inovasi dan sinergi yang terus dikembangkan, ISI Denpasar diharapkan semakin diperhitungkan di tingkat global, serta mampu mencetak talenta unggul yang berkontribusi bagi kemajuan industri kreatif nasional.
Baca juga: ISI Denpasar raih lima penghargaan nasional Anugerah Diktisaintek
Baca juga: ISI Denpasar tampilkan Panji Padmaswari Tattwa di festival seni se-ASEAN
Baca juga: ISI Denpasar gelar lawatan Bali Nata Bhuwana dari Shanghai hingga Jepang