Itulah gaya kepemimpinan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang tahun ini (2018) mengakhiri jabatan yang diemban selama lima tahun (2013-2018). Hal itu disampaikan dalam wawancara khusus dengan wartawan LKBN Antara Biro Bali di ruangan kerjanya bertepatan Hari Pers Nasional (9/2/2018).
Wawancara yang dilakukan untuk laporan khusus (lapsus) dalam menguak kunci suksesnya memimpin salah satu kabupaten miskin di Pulau Bali itu terkait kiat suksesnya hingga mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) melonjak hingga 120 persen pada tahun ketiga kepemimpinannya, bahkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 mencapai 6,24 persen atau melampaui Provinsi Bali (5,59 persen).
"Karena saya mungkin menikmati, rasanya tidak ada yang susah (memimpin Klungkung), apalagi dengan PAD yang cukup besar. Justru kesulitannya muncul saat harus menyiapkan SDM," ucap bupati yang berasal dari keluarga petani dan berkecimpung di dunia perkoperasian selama 27 tahunan itu.
Untuk menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang dianggapnya sebagai kendala utama dalam kepemimpinannya itu, ia menerapkan konsep swasta selama puluhan tahun menangani bidang perkoperasian. "Saya menggunakan gaya sewaktu di swasta yakni 'building character' atau menumbuhkan jatidiri dan mengembangkan konsep kebersamaan," tuturnya.
Suami dari Ni Nengah Rayu Astini dan ayah dari tiga anak itu mengaku dirinya menumbuhkan jatidiri dan kebersamaan dengan meniadakan jarak antara dirinya sebagai Bupati dengan semua OPD dan Dinas, termasuk jarak antara bupati dengan masyarakat, karena sangat mudah untuk berbicara dengan bupati.
"Untuk menumbuhkan jatidiri itu, saya juga menunjukkan kebanggaan saya menjadi seorang Bupati Klungkung. Untuk itu, saya curahkan kebanggaan pada Klungkung dengan berbagai cara. Saya jarang keluar daerah, bahkan saat saya keluar rumah bersama keluarga pun, saya berkeliling di kawasan Klungkung. Saya juga menggunakan baju yang terdapat logo dan tulisan Pemkab Klungkung. Itu bentuk saya mencintai Kabupaten Klungkung. Dari situ saya mengajak masyarakat untuk mempunyai jati diri," paparnya.
Tidak hanya itu, bupati yang kelahiran Lembongan pada 1 Desember 1967 itu mengaku sering turun ke masyarakat. "Saya melakukan bedah desa, atau blusukan ke desa-desa. Itu bukan untuk pencitraan, karena itu sudah saya lakukan sejak di swasta (bidang perkoperasian), tapi pemimpin itu harus banyak mendengar. Dengan banyak turun, saya mendapat banyak masukan, sehingga saya tahu keinginan masyarakat saya," kilahnya.
Menurut bupati yang mencalonkan diri dalam Pilkada Klungkung 2018 itu, masukan yang diperoleh dengan banyak turun ke desa itulah yang membuatnya mampu membuat kebijakan yang tepat dan akhirnya kemiskinan di Klungkung pun menurun drastis dan tingkat kedalaman kemiskinan pun dapat ditekan.
"Bukan saya tidak percaya kepada anak buah, tapi kalau saya mendengar langsung dari masyarakat akan cepat, sedangkan kalau dari anak buah bisa cukup lama dari desa, kecamatan, hingga dinas-dinas. Saya sering menemukan realitas yang tidak pernah saya perkirakan sebelumnya, sehingga saya bisa mengambil keputusan dengan lebih cepat," ujarnya.
Ekonomi Alternatif
Ekonomi Alternatif
Hasilnya, tindakan cepat yang dilakukan mampu mengurangi kemiskinan di Klungkung yang semula 12 persen akhirnya turun menjadi 6,2 persen, bahkan penurunan tingkat kedalaman kemiskinan juga dinilai terbaik oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yakni kedalaman kemiskinan dapat ditekan dari 0,7 persen menjadi hanya 0,3 persen.
"Dengan banyak mendengar, saya langsung tahu apa yang belum saya lakukan, apakah rumah, air, listrik, televisi, dan sebagainya. Tidak jarang, karena saya ingin cepat, kadang saya menutupi kebutuhan masyarakat dengan menggunakan uang operasional pribadi," tandasnya.
Namun, ia menyadari apa yang dilakukan bukannya tanpa kekurangan. "Ada satu yang masih kurang, yaitu ekspose terhadap keberhasilan yang kami lakukan. Selama ini saya menggunakan media sosial dan teman-teman yang ada di Humas. Tapi, hal itu tidak cukup," katanya.
Oleh karena itu, ia merangkul Humas dengan meningkatkan kerja sama dengan media massa, termasuk dengan LKBN Antara yang dinilainya sangat strategis, karena LKBN Antara sebagai kantor berita mampu melakukan desiminasi informasi publik hingga keluar Pulau Dewata dan bahkan ke tingkat dunia, sehingga potensi Klungkung akan dapat semakin dikenal publik.
"Kedepan, kami juga membutuhkan suatu badan kreatif untuk nanti mengemas inovasi yang kita miliki. Karena kita memiliki banyak inovasi yang perlu untuk diketahui masyakarat, tentu nantinya dengan mengajak media massa, termasuk kantor berita Antara," ungkap bupati yang sudah mengantongi setumpuk prestasi selama lima tahun memimpin Klungkung itu.
Ditanya tentang evaluasi kepemimpinannya selama kurun 2013-2018 dan obsesi yang belum terwujud, ia mengaku belum puas dengan peningkatan PAD dan keberhasilan lainnya yang dinilainya masih sebatas melakukan intensifikasi, efisiensi, optimalisasi dan menekan kebocoran.
"Kedepan, kita harus berani menemukan peluang ekonomi alternatif, seperti sektor pariwisata. Selain itu juga menemukan sumber ekonomi alternatif guna menciptakan lapangan pekerjaan baru, misalnya sektor sumber daya alam," kata bupati yang sukses dengan program 'Gema Santi' (Gerakan Masyarakat Santun Inovatif) dalam bidang pendidikan/TK, kesehatan, dan desa terpadu itu.
Untuk sektor pariwisata, potensi di Klungkung adalah Pelabuhan segitiga emas yang menghubungkan Pulau Nusa Penida dengan Pulau Nusa Ceningan dan Klungkung Daratan.
"Itu akan menjadi sumber PAD yang besar. Karena Nusa penida sekarang menjadi pusat perhatian karena menyandang tujuh status diantaranya adalah kawasan strategis pariwisata nasional, kawasan konservasi perairan, pulau terluar, segitiga emas koral dan pusat minapolitan," katanya.
Untuk sektor ekonomi alternatif, pihaknya telah melakukan pengelolaan sampah melalui program TOSS, pengembangan garam, dan program padat karya. TOSS atau Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) merupakan program yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta dan telah diluncurkan pada Desember 2017. "Itu rencana saya kedepan, tapi semuanya berpulang kepada masyarakat Klungkung," ucapnya. (ed)
Video oleh Fikri Yusuf