Jakarta (Antara Bali) - Ahli kesehatan menegaskan bahwa anak usia enam bulan sebenarnya aman mengonsumsi santan, sebagai bagian dari asupan dalam makanan pendamping ASI (MP-ASI).
"Empat nutrisi penting untuk anak zat besi, protein, lemak dan karbohidrat. Anak tidak haram makan santan," ujar spesialis nutrisi dan penyakit metabolik dari RSCM, Dr. dr. Damayanti R. Sjarif Sp. A(K) dalam talk show di Jakarta, Senin.
Sejak dalam kandungan, anak sudah terbiasa mengonsumsi makanan seperti makanan yang dimakan ibunya, termasuk bila sang ibu mengonsumsi rendang, nasi uduk atau makanan mengandung santan lainnya.
Dalam santan terkandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti kalori, lemak (lemak jenih, lemak tak jenuh ganda, lemak omega-3, lemak omega 6, protein dan kalsium.
"Rendang, nasi uduk misalnya, ditambah telur dadar atau diganti hati digoreng, blender, yang penting halus. Salah satu sumber lemak santan. Santan kan dicampur dalam makanan, misalnya gulai, opor ayam," kata Damayanti.
"Anak usia 6-9 bulan, semua yang kita makan boleh kita icipin. Setelah itu dia akan makan yang pernah dikenalkan. Semakin banyak yang dikenalkan, semakin banyak dia mau, enggak akan picky eater," imbuh dia.
Di usia anak enam bulan, pemberian ASI saja tak cukup, karena berbagai nutrisi mulai berkurang seperti zat besi dan protein. Oleh karenanya dibutuhkan MP-ASI.
"ASI di 6 bulan dan seterusnya semakin tidak cukup energinya, zat besinya hampir habis, protein tidak cukup. ASI diteruskan tetapi dikasih makanan pendamping ASI," kata dia.