Jakarta (Antara Bali) - Ada kalanya orangtua menyerah ketika membujuk
buah hati agar mau menyantap makanan pendamping ASI sehingga mereka
menyodorkan apa pun yang anak mau, termasuk kerupuk.
"Enggak
boleh kenalkan anak pada kerupuk kalau orangtua sudah menyerah (saat
anak tak mau makan)," kata pakar kesehatan bayi dan anak Dr. Attila
Dewanti SpA(K) di sela acara Milna 1st Bite Campaign di Jakarta, Sabtu.
Ketimbang
memberikan anak makanan yang tidak bergizi seperti kerupuk, dengan
dalih "yang penting makan", orangtua sebaiknya tidak memaksa anak untuk
makan, dengan lebih baik menunggu di waktu lain dan memberi menu yang
berbeda kepada anak.
Attila mengatakan memang butuh kesabaran
dalam memberi makan anak yang selama ini hanya diberi ASI, namun ketika
pada waktunya pasti orangtua bisa menemukan makanan yang disukai anak.
"Butuh waktu, kan baru belajar makan," katanya.
Attila
mengatakan bayi sudah saatnya diberi makanan pendamping ASI ketika
menginjak usia 6 bulan untuk tumbuh kembangnya karena ASI hanya memberi
energi secara sempurna untuk anak hingga usia setengah tahun.
Selebihnya
harus disempurnakan dengan asupan lain dari makanan pendamping. Bila
kurang gizi, anak akan tumbuh dengan perawakan pendek.
"Sedikit-sedikit sakit karena daya tubuhnya kurang," imbuh dia.
Memberikan makanan pendamping ASI harus dilakukan secara bertahap agar anak tidak kaget dengan perubahan tekstur makanan.
Mulai
dari yang cair, kemudian beralih ke tekstur yang semakin kental dari
waktu ke waktu. Buatlah jadwal teratur sehingga anak tahu kapan dia
makan.
Selain itu, ketahui apakah anak punya alergi terhadap makanan tertentu agar orangtua dapat menghindarinya.
Yang pasti, suasana makan harus menyenangkan agar anak lebih mudah makan dan tidak jadi pemilih. (WDY)
Balita Tidak Boleh Makan Kerupuk
Sabtu, 14 Mei 2016 21:07 WIB