Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 Provinsi Bali Prof. Dr. Wayan Windia mengatakan refleksi nilai-nilai perjuangan dalam perang dan revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dapat dipilah menjadi tiga aspek yakni pola pikir, sosial dan aspek kebendaan.
"Bendera Merah Putih dan pembangunan nasional sejak 71 tahun silam dikibarkan, namun bangsa ini masih belum bangkit dari keterpurukan," kata Prof Windia yang juga guru besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana di Denpasar, Selasa.
Ia mengajak untuk mawas diri, merenungi sedalam-dalamnya pengorbanan yang telah diberikan oleh para pejuang naional dalam perang dan revolusi kemerdekaan Indonesia. Refleksikan perenungan itu dalam kehidupan nyata sehari-hari sebagai bangsa yang sedang membangun. Para pejuang dan pahlawan kemerdekaan telah mengorbankan keringat, darah, air mata, harta-benda, jiwa-raga, menahan haus dan lapar di lembah-lembah, perbukitan dan di pegunungan.
"Mereka berjuang untuk kemerdekaan dengan meninggalkan sanak-keluarganya yang tersayang. Pada hakekatnya para pejuang kita telah memberikan segala-galanya untuk Indonesia merdeka," ujar Prof Windia.
Ia mengatakan, banggalah Indonesia, karena hanya tiga negara di dunia yang memenangkan kemedekaannya dengan perang dan revolusi yang panjang dan besar, serta dengan perlengkapan perang yang seadanya.
Ketiga negara itu yakni Indonesia di Asia Tenggara, Vietnam di Timur Jauh, dan Alzasair di Afrika Utara. "Kini tugas kita generasi penerus untuk mengisi cita-cita dan janji-janji yang terucapkan dalam suasana perang dan revolusi kemerdekaan tersebut," ujar Prof Windia.
Windia menambahkan, refleksi yang dikembangkan dalam aspek pola pikir dari sejarah perjuangan perang dan revolusi kemerdekaan R.I. Telah dirumuskan dengan sangat holistik oleh Dewan Harian Nasional (DHN) Angkatan 45 yang terkenal Jiwa, Semangat, dan Nilai-Nilai 45 (JSN-45).
"JSN-45 itu sangat perlu direnungkan oleh semua lapisan masyarakat Indonesia, khususnya bagi kalangan yang tidak mengalami masa-masa perang dan revolusi kemerdekaan Indonesia," katanya.
Ia menambahkan, penghayatan terhadap semua butir itu sangat penting, sehingga kemudian dapat dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Semua itu dapat dijadikan referensi dalam sikap-hidup kita masing-masing. Hanya dengan cara-cara seperti itulah komitmen kita terhadap cita-cita kemerdekaan Indonesia akan dapat diwujudkan," ujar Prof Windia. (WDY)