Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 Provinsi Bali Prof. Dr. Wayan Windia menilai, perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui perang dan revolusi kini telah dirasakan manfaatnya bersama oleh seluruh bangsa Indonesia.
"Diantara para pejuang yang masih hidup setelah mengarungi perang dan revolusi itu, ternyata telah membawa kenangan yang sangat mendalam dalam jiwanya," kata Prof Windia pada dialog kebangsaan mengusung tema "Pembangunan Nasional Semesta Berencana Untuk Membangun Karakter Bangsa" di Monumen Perjuangan Bangsal (MPB) Dalung, Kabupaten Badung, Senin.
Dialog tersebut digelar Manajemen MPB dalam serangkaian mengenang 71 tahun Puncak Pertemuan Gerakan Bawah Tanah Perang Kemerdekaan RI di Bali, 16 Agustus 1945-16 Agustus 2016 dan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2016.
Windia yang juga guru besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana itu menuturkan banyak diantara pejuang yang masih mengalami trauma, jika mengingat siksaan-siksaan kejam dialami, yang dilakukan oleh Belanda dan antek-anteknya.
Diantara siksaan yang dialami adalah makian dengan kata-kata yang kotor dan keji, dipukul dengan senjata, rotan, kayu dan bambu hingga berdarah-darah dan kemudian dicelupkan ke dalam air yang sudah diisi cabe.
Windia yang juga putra salah seorang pejuang Kemerdekaan RI itu menambahkan, semua siksaan yang sangat kejam itu, telah membawa rasa persatuan dan solidaritas yang sangat kuat di kalangan para pejuang.
"Banyak diantaranya mereka yang merasa dirinya lebih bersaudara dibandingkan dengan saudara kandungnya sendiri, banyak diantara mereka masih menangis-nangis bila bertemu dengan teman-teman seperjuangannya," kata Windia.
Bahkan banyak para pejuang itu berjanji untuk saling sembah, atau menitipkan sanak keluarganya bila nanti dalam masa perang dan revolusi kemerdekaan mereka harus terlebih dahulu menghadap Hyang Maha Kuasa.
Hal itu bisa terjadi, karena semua pejuang itu telah bersama-sama dalam satu tujuan yakni Indonesia Merdeka, dengan mempertaruhkan berbagai harta-benda dan jiwa-raganya, dengan keringat, darah, air mata dan doa-doa, katanya.
Prof Windia merupakan salah satu dari tiga pembicara dalam kegiatan tersebut. Dua pembicara lainnya Ketua DPD PDIP Bali Dr. Ir Wayan Koster yang juga anggota DPR-RI dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. S.Sos.
Dialog tersebut diikuti berbagai elemen masyarakat, pelajar SMA, SMK, anggota veteran dan Menwa Ugracena. (WDY)