Negara (Antara Bali) - Abrasi memutus akses jalan kampung nelayan di Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana serta mengancam puluhan rumah di pantai.
"Dua hari terakhir air pasang disertai ombak cukup besar. Tidak butuh waktu lama, jalan ini habis digerus abrasi," kata Aan, salah seorang warga setempat, Rabu.
Pantauan di lapangan, jalas beraspal lapen dengan lebar sekitar 2,5 meter tersebut, tinggal beberapa centimeter saja, sehingga warga memasang tanda dari kayu dan bambu sebagai rambu peringatan bagi yang hendak melintas.
Ombak dengan mudah menggerus tanah pasir di bawah aspal tersebut, sehingga terus terjadi longsoran dengan panjang sekitar 25 meter dan semakin melebar.
Aan dan warga lainnya mengatakan, ombak besar biasanya mulai datang sekitar pukul 10.30 wita dan berlanjut hingga pukul 13.00 wita.
"Saat malam hari apalagi saat bulan purnama, ombak yang datang bertambah besar. Jalan ini yang dulunya jauh dari pantai, saat ini sudah tergenang air saat pasang besar," ujarnya.
Meskipun ombak besar mengancam, beberapa warga memilih bertahan di rumah masing-masing, meskipun terus waspada.
Juhri, salah seorang warga mengaku, meskipun ombak kerap memukul dinding rumahnya, ia tidak punya pilihan selain bertahan di rumah yang sudah ditempatinya puluhan tahun tersebut.
Hal yang sama juga menimpa Parno, seorang kakek-kakek, yang bertahan di rumah dengan dinding tembok sudah retak karena terus dihantam ombak.
Warga yang rumahnya berbatasan langsung dengan laut ini berharap pemerintah berbuat cepat untuk mencegah abrasi meluas, serta menggerus tanah milik mereka.
Saat melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti memerintahkan bawahannya membangun break water di kampung nelayan yang dilanda bencana abrasi tersebut.(GBI)