Negara (Antaranews Bali) - Pemerintah pusat lewat kementerian terkait melakukan uji coba kekuatan dan karakter ombak yang menyebabkan abrasi di Desa Banyubiru, Kabupaten Jembrana, Bali.
"Tim dari pusat sudah memasang sejenis uji coba untuk mengetahui kekuatan dan karakter ombak, termasuk sedimentasi wilayah yang terkena abrasi di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jembrana Wayan Darwin, di Negara, Jembrana, Bali, Senin.
Namun, ia mengaku, uji coba tersebut baru dirinya terima sebagai laporan, sedangkan ia belum melihat langsung ke dusun pesisir yang merupakan sentra kuliner ikan bakar di Kabupaten Jembrana tersebut.
Menurutnya, setelah karakter, kekuatan dan sedimentasi diketahui, maka kemungkinan besar pemerintah pusat akan menurunkan bantuan berupa proyek penangkal abrasi berwujud senderan seperti di daerah abrasi lainnya.
"Saat ini masih dalam tahap penelitian, kami juga ingin pemerintah pusat secepatnya membangun senderan untuk mencegah abrasi lebih meluas," katanya.
Abrasi yang terjadi di Dusun Pabuahan termasuk yang paling parah di Kabupaten Jembrana, karena sejumlah rumah penduduk hingga tempat usaha rumah makan dengan menu utama ikan bakar rusak bahkan roboh akibat bencana tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Jembrana I Wayan Widnyana mengatakan, total pantai daerah ini yang tergerus abrasi mencapai panjang 20 kilometer lebih, yang baru sebagian kecil bisa ditanggulangi.
"Panjang pantai Kabupaten Jembrana sekitar 76 kilometer, dengan 20 kilometer, diantaranya terkena abrasi. Yang paling parah di Dusun Pabuahan serta Kelurahan Gilimanuk," katanya.
Menurutnya, kerusakan pantai akibat abrasi tersebar di 22 titik di lima kecamatan yaitu Pekutatan, Mendoyo, Jembrana, Negara dan Melaya.Ia mengaku, Pemkab Jembrana sudah sering bahkan rutin mengajukan penanganan abrasi ke Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai, namun belum seluruhnya pesisir yang terkena abrasi tertangani. (ed)