Negara (Antara Bali) - Beberapa warga Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, Kabupaten Jembrana terpaksa tidur di halaman, karena abrasi hebat menggerus rumahnya.
"Ombaknya besar sekali saat malam hari, saya tidak berani tidur di dalam rumah. Terpaksa tidur di halaman," kata Jumariah, salah seorang warga, Jumat.
Rumah warga ini, tidak sampai satu meter berbatasan dengan air laut, sehingga saat pasang besar, rumahnya ikut tergenang dengan tanah tergerus abrasi.
Ia mengaku, untuk menahan abrasi, dirinya sudah berusaha memasang karung berisi pasir, namun tidak banyak membantu, karena baru beberapa kali dihantam ombak sudah porak poranda.
Karena tidak memiliki tanah lain, ia bersama anak-anaknya yang masih kecil terpaksa bertahan di lokasi tersebut, sementara sebagian besar tetangganya sudah pindah.
Menurutnya, ombak besar yang menyebabkan beberapa rumah dan warung lesehan ikan bakar di tempat tersebut rusak berat, terjadi tiga hari terakhir.
"Memang bulan-bulan ini ombak besar sering datang, dengan puncaknya saat purnama. Saya tidak tahu, apakah rumah saya ini bisa bertahan saat purnama nanti," ujarnya.
Hariyanto, salah seorang pemilih warung lesehan mengatakan, gelombang air laut besar biasanya terjadi pada siang hari, hingga masuk ke dapur warung miliknya yang berjarak sekitar 30 meter dari pantai.
Untuk menyelamatkan warung miliknya, ia mengaku, memasang batu yang dikurung dan diikat dengan tali, namun saat ini hilang terseret gelombang.
Pada gelombang air laut yang terakhir, menurutnya, membuat empat tempat duduk warung lesehan miliknya yang berbentuk gazebo hancur, sehingga harus dipindahkan dan diperbaiki.
"Kalau kerugian saya sejak lokasi ini diterpa abrasi beberapa tahun lalu, sudah ratusan juta rupiah. Katanya pemerintah pusat akan membangun senderan penahan ombak, tapi sampai saat ini belum ada wujudnya," katanya.
Kepala Dusun Pabuahan Kanzan mengatakan, sejak abrasi menimpa wilayah tersebut pada tahun 2012, sudah delapan rumah warga dan lima warung makan lesehan yang rusak berat.
Menurutnya, beberapa waktu lalu, tim dari pemerintah pusat dan konsultan pernah datang ke lokasi untuk melakukan pengukuran panjang pantai yang terkena abrasi, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.
"Ada sekitar 200 keluarga yang tinggal di sepanjang pantai. Saat ombak besar seperti sekarang, mereka ketakutan," katanya.
Selain sebagai pemukiman, di sepanjang Pantai Pabuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara berdiri warung-warung lesehan ikan bakar, yang merupakan salah satu ikon wisata kuliner di Kabupaten Jembrana.(GBI)
Warga Jembrana Tidur Di Halaman Karena Abrasi
Jumat, 13 Mei 2016 17:29 WIB