Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan kepada keluarga kurang mampu di Desa Ban, Kabupaten Karangasem, dengan mengutus tim dari Biro Humas pemprov setempat.
"Kami akan melaporkan semua data yang didapatkan kepada Bapak Gubernur, serta akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, yaitu Dinas Kesehatan maupun Dinas Sosial," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas Setda Provinsi Bali Made Ady Mastika saat menyampaikan bantuan dari Gubernur Bali, di Desa Ban, Amlapura, Karangasem, Jumat.
Ady mengatakan pemprov setempat mendapatkan informasi tentang keluarga kurang mampu tersebut yakni pasangan suami-istri Wayan Genep (65) dan Ni Wayan Bangkig (60) berdasarkan informasi yang diposting masyarakat lewat media sosial.
Saat tim mengunjungi keluarga tersebut, Bangkig sedang memeriksakan diri ke puskesmas di daerah Kubu karena sakit yang dideritanya. Sedangkan Genep yang ditemui saat kunjungan tersebut sedang mengasuh cucunya. Genep bercerita bahwa istrinya mulai mengidap penyakit tersebut semenjak melahirkan anak keduanya yakni sekitar 35 tahun lalu.
Penyakit telah menggerogoti organ tubuh istrinya di bagian jari kaki dan tangan secara perlahan, dengan gejala awal mati rasa di ujung jari kemudian borok hingga terlepas dengan sendirinya.
Kehidupan keluarga Genep yang serba kekurangan dan jarak tempuh yang jauh dari tempat berobat menurutnya menjadi kendala pengobatan istrinya, hingga mereka memutuskan untuk beralih ke pengobatan tradisional dan pergi ke dukun.
Hal tersebut dibenarkan anak Genep, Nengah Kanten (32), yang mengaku menanggung kedua orang tuanya yang sudah berusia senja, di samping juga menanggung istri beserta anaknya.
Kanten yang sehari-hari bekerja sebagai buruh angkut di lahan galian C mengaku hanya berpenghasilan Rp50 ribu sehari. Dengan penghasilan sebesar itu, untuk menanggung keluarga kecilnya saja diakui sudah susah, apalagi ditambah menanggung kedua orang tuanya.
Ia pun mengaku sangat kewalahan dan pengobatan ibunya pun dilakukan apabila sudah memiliki dana tersisa, hingga keadaan ibunya pun semakin parah seperti saat ini.
Kanten mengaku baru merasa terbantu setelah ibunya memiliki kartu Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang diajukan kerabatnya ke pihak desa. Dengan kartu tersebut akhirnya Wayan Bangkig baru bisa berobat secara rutin karena tidak dipungut biaya.
Kelian (pimpinan) Desa Pekraman Cegi, Ketut Nuasih, yang mendampingi tim di lokasi dan masih merupakan kerabat Wayan Bangkig sangat berharap keluarga tersebut memperoleh bantuan lanjutan dari pemerintah, baik bantuan pengobatan ataupun bantuan lainnya.
Dalam kesempatan itu, bantuan sementara yang disalurkan berupa beras dan sejumlah uang tunai. (WDY)