Denpasar (Antara Bali) - Prediksi menurunnya produksi jagung di Bali dalam tahun 2015 sebesar 11,05 persen akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 1.828 hektare (10,96 persen) dan menurunnya produktivitas 0,03 persen kwintal per hektare (0,12 persen).
"Secara absolut menurunnya luas panen relatif paling tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng seluas 1.138 hektare dan secara persentase tertinggi terjadi di Bangli sebesar 39,03 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali , Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, produksi jagung di Bali berdasarkan angka ramalan II (Aram II) tahun 2015 diperkirakan mencapai 36.124 ton pipilan kering, atau menurun 4.489 ton (11,05 persen) dibanding tahun sebelumnya.
Produksi jagung di Bali tahun 2014 tercatat 40.613 ton atau berkurang 16.960 ton (29,46 persen) dibanding tahun 2013.
Panasunan Siregar menambahkan, menurunnya produksi jagung akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 1.828 hektare (10.96 persen) dan berkurangnya produktivitas sebesar 0,03 kwintal/hektare (0,12 persen).
Menurunnya luas tanam pada bulan Januari 2015 sebesar 341 hektare (29,73 persen) dan luas tanam pada bulan Mei 2015 sebesar 128 hektare (21,33 persen).
Sementara luas tanam pada bulan September 2015 diperkirakan akan naik menjadi 366 hektare (78,88 persen), disamping banyak tanaman jagung yang dipanen muda untuk jagung bakar, rebus dan sayur mayur.
Panasunan Siregar menambahkan, berkurangnya luas tanaman jagung juga akibat faktor kekurangan air seperti yang terjadi di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli serta Kecamatan Banjarangkan, Nusa Penida Kabupaten Klungkung.
Selain itu adanya pengalihan komoditas ke tanaman jeruk dan rumput gajah sebagai pakan ternak seperti yang terjadi di Kabupaten Bangli.
Hal lain yang tidak kalah penting menurunnya produktivitas jagung akibat kurangnya penggunaan pupuk dan kurangnya pasokan air akibat musim kemarau, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
Panen Luas Jagung di Bali Berkurang
Sabtu, 21 November 2015 15:17 WIB