Jakarta (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahaya narkoba tidak kalah dahsyatnya dari terorisme karena sangat mematikan.
"Perasaan saya bahaya narkotika ini tidak kalah dahsyatnya dari terorisme, mematikan dengan senjata yang tidak terlihat," kata Mensos di sela-sela meninjau Museum Griya Antinarkoba Indraloka Cipayung Jakarta Timur, Selasa.
Mensos mengatakan narkotika menjadi bahaya besar terutama bagi generasi muda, karena itu perlu dibangun solidaritas untuk bangsa.
Dia mengatakan, narkoba bukan hanya berimplikasi terhadap ekonomi tapi juga sosial dan ketahanan bangsa.
Dari segi ekonomi, uang yang beredar untuk membeli narkoba mencapai Rp50 triliun dalam setahun.
"Kalau uang sebanyak itu untuk membangun Puskesmas luar biasa, berapa banyak Puskesmas yang bisa dibangun," ujar Khofifah usai menonton film dokumenter tentang narkoba di museum tersebut.
Data Badan Narkotika Nasional (BNN) merilis 4,2 juta orang korban penyalahgunaan narkoba sedangkan kemampuan pemerintah untuk merehabilitasi hanya maksimal sebanyak 100 ribu orang.
Kementerian Sosial juga siap merehabilitasi 10.000 orang di 105 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang terakreditasi.
"Ini harus dihitung lagi, kalau ada 4,2 juta orang pengguna maka baru 42 tahun penanganannya selesai dengan catatan tidak ada pengguna baru," jelas Khofifah.
Mensos meninjau Griya AntiNarkoba yang merupakan satu-satunya tempat edukasi tentang narkoba dan bahayanya di Jakarta, diresmikan oleh Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta saat itu, pada 25 Juni 2014. (WDY)
Mensos: Bahaya Narkoba Sama Dahsyat dengan Terorisme
Selasa, 3 Februari 2015 15:56 WIB