Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali memberikan bantuan bibit tanaman pusat pangan sehat lestari (puspasari) kepada tiga keluarga miskin yang memiliki anak penyandang disabilitas asal Kabupaten Karangasem, Jumat.
"Dengan bibit tanaman ini, kami harapkan dapat ikut membantu keberlangsungan hidup tiga keluarga tersebut," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta di sela-sela menyerahkan bibit tanaman tersebut di Denpasar.
Tanaman puspasari yang diberikan itu meliputi sayuran, cabai, terong, pisang dan sebagainya. Selain itu, pemprov setempat juga menyerahkan bantuan permodalan.
"Kepada jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan para staf di lingkungan Pemprov Bali, saya ingatkan untuk lebih peka dan peduli dalam membantu warga yang kurang mampu," ujarnya.
Menurut Sudikerta, dengan sinergitas semua pihak, termasuk pemerintah kabupaten/kota, maka akan mempercepat upaya pengentasan kemiskinan di Pulau Dewata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan pemilihan tanaman puspasari dimaksudkan agar keluarga tersebut mampu memanfaatkan secara optimal, dengan menggunakan teknik pertanian sistem bercocok tanam di atas rak dan polybag.
"Ibu-ibunya harus memelihara dan memanfaatkan tanaman puspasari ini untuk kepentingan makan sehari-hari untuk anggota keluarga. Sedangkan para prianya akan diberi tugas menggarap tanah milik Pemprov Bali seluas dua hektare itu, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pangan mereka," ujar Wisnu Ardhana.
Beberapa hari lalu, tiga keluarga miskin asal Karangasem itu menempati rumah baru yang berlokasi di Jalan Letda Tantular, Denpasar, berkat bantuan donatur yang dihimpun melalui Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Bali.
Tiga keluarga miskin tersebut yakni I Nyoman Sadra, I Nyoman Darma dan I Made Kari. Selain terkendala ekonomi, keluarga ini juga harus memikul beban berat karena sebagian anak mereka mengalami cacat mental dan fisik.
Keluarga I Nyoman Sadra yang memiliki enam anak dari perkawinannya dengan Nengah Sumerti hanya bisa pasrah melihat tiga dari enam anaknya mengalami cacat. Hal yang sama juga dihadapi keluarga Nyoman Darma, karena empat dari lima anaknya mengalami kasus yang sama. Sementara I Made Kari juga memiliki seorang anak perempuan dengan kondisi yang sama.
Sebelumnya, tiga keluarga yang menggantungkan hidupnya menjadi buruh bangunan tersebut tinggal di atas tanah kontrakan dengan bangunan yang sama sekali tidak layak huni di Jalan Bung Tomo, Denpasar. (LHS/ADT)