Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI untuk mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrem di periode Natal dan Tahun Baru 2025.
Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya di Denpasar, Senin, menyampaikan langsung kepada Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati mengenai potensi lonjakan kunjungan wisatawan pada libur akhir tahun.
Menurutnya penyampaian informasi cuaca sangat penting terutama karena tingginya curah hujan di Bali beberapa hari terakhir, sehingga kolaborasi dengan BMKG sebagai penyaji data dinilai penting.
“Kita berupaya mensosialisasikan informasi, perkiraan cuaca, hingga potensi risiko bencana agar masyarakat semakin mengetahui kondisi terkini, dengan adanya peringatan ini, masyarakat akan lebih waspada,” kata Sang Made.
Kolaborasi dalam penyajian perkiraan cuaca dan potensi bencana ini diharapkan dapat mencegah kejadian yang tidak diinginkan serta memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berlibur di Bali selama Natal dan Tahun Baru 2025.
Selain itu, pentingnya perkiraan cuaca bagi wisatawan adalah untuk menjadwalkan rute dan waktu kunjungan mereka ke objek wisata di Pulau Dewata.
Sejauh ini Pemprov Bali merasa terbantu dengan aplikasi Info BMKG yang menyajikan data cuaca, iklim, kualitas udara, dan gempa bumi, serta Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) untuk informasi cuaca maritim, sebagai upaya mengurangi risiko kecelakaan.
“Kami akan sosialisasikan lebih masif agar masyarakat dapat terus memantau perkiraan cuaca melalui aplikasi yang diperbarui secara berkala, kami juga akan mengumpulkan camat dan desa wisata untuk mensosialisasikan hal ini,” ujarnya.
Kepala BMKG RI Dwikorita Karnawati menyampaikan Pemprov Bali dapat memanfaatkan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) yang memberikan informasi cuaca di jalur perjalanan, bandara, pelabuhan, hingga penyeberangan, kepada wisatawan yang berkunjung.
“Peringatan dini akan disampaikan hingga ke tingkat kecamatan, lengkap dengan waktu dan durasinya, sehingga wisatawan dapat mengatur waktu dan beradaptasi dengan cuaca,” kata Dwikorita.
Secara umum ia menyampaikan bahwa cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025.
Fenomena seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan cold surge (udara dingin) turut mempengaruhi tingginya curah hujan dan gelombang di perairan Bali.
“Dari sejumlah faktor tersebut, hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi berpotensi menimbulkan bencana seperti tanah longsor atau banjir jika tidak dimitigasi dengan baik, hampir seluruh wilayah Bali akan terdampak oleh La Nina yang membawa angin basah ini,” ujarnya.
Baca juga: BBMKG Denpasar terbitkan peringatan dini siaga curah hujan tinggi di Bali
Pemprov Bali gandeng BMKG antisipasi bencana ke wisatawan akhir tahun
Senin, 16 Desember 2024 18:38 WIB