Kuta (Antara Bali) - Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) berkomitmen meningkatkan kerja sama internasional dengan organisasi sistem SAR berbasis satelit internasional atau "Cospas Sarsat" dalam menjamin penangggulangan musibah transportasi laut dan udara.
"Basarnas harus menjadi bagian dari masyarakat Internasional dalam menjamin keselamatan internasional. Kalau tidak, kita tidak akan mendapat kepercayaan," kata Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya F.H.B Soelistyo usai pembukaan pertemuan Cospas Sarsat Joint Committee ke-28 di Kuta, Kabupaten Badung, Senin.
Menurut dia, setelah bergabung dengan komunitas tersebut sejak tahun 1992, Indonesia mendapatkan kepercayaan dunia internasional dalam menjamin keselamatan pascaterjadinya musibah transportasi.
Untuk itu, Basarnas optimistis dengan standar peralatan dan sumber daya manusia yang dimiliki salah satunya melalui pelatihan SAR dan rutin dalam melaksanakan verifikasi SDM dari organisasi internasional.
"Basarnas dituntut untuk mengembangkan kemampuan untuk mencapai profesionalitas dan kredibilitas yang ditingkatkan dari SDM peralatan dan prosedur," ucapnya.
Corpas Sarsat merupakan organisasi internasional yang berkedudukan di Montreal, Kanada yang memiliki 43 negara anggota termasuk Indonesia.
Selain membahas peningkatan kerja sama, pertemuan kali ini salah satunya juga membahas terkait sistem pendeteksian dini terhadap musibah penerbangan dan pelayaran yang menggunakan sistem komunikasi satelit Cospas Sarsat.
Sistem deteksi dini memudahkan dan mempercepat diketahuinya lokasi musibah pelayaran dan penerbangan dengan akurat sehingga pengerahan unsur SAR bisa segera dilakukan penyelamatan.
43 negara tersebut di antaranya Algeria, Australia, Argentina, Kanada, Chile, Tiongkok, Siprus, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Jepang, Yunani, Hong Kong, Indonesia, Belanda, Italia, Selandia Baru, Nigeria, Norwegia, Pakistan, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Swiss, Thailand, Turki, Inggris, Uni Emirat Arab, serta sejumlah organisasi internasional.
"Selain itu kami juga membahas saling tukar pengalaman dan bantuan teknis yang dimaksudkan membangun efektivitas kinerja SAR demi meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan negara lain jika suatu saat terjadi kecelakaan lintas batas," ujarnya. (WDY)