Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar telah merancang dilakukannya peremajaan pohon perindang yang ada di sejumlah ruas jalan di kota tersebut.
"Sejumlah pohon perindang kini banyak yang merusak trotoar dan badan jalan, bahkan beberapa di antaranya rawan tumbang, sehingga membahayakan pengguna jalan ataupun warga di sekitarnya," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar I Ketut Wisada di Denpasar, Rabu.
Langkah peremajaan pohon perindang tersebut, kata dia, bercermin dari tumbangnya sebuah pohon albesia di Jalan Gatot Subroto Barat pada Selasa (4/5) lalu. Walau musibah yang terjadi itu tidak sampai menelan korban jiwa.
"Jenis pohon yang rawan tumbang, seperti albesia, akan kami ganti dengan jenis pohon lain yang lebih kuat," ucap pria asal Kabupaten Jembrana itu.
Wisada mengakui beberapa kelemahan jenis pohon albesia bila digunakan sebagai tanaman perindang. Selain rentan tumbang, akar pohon jenis ini juga merusak trotoar dan badan jalan. Secara estetika, pohon jenis ini juga tidak bagus.
"Kami sudah mendata sekitar 20 pohon albesia mendesak untuk diganti. Sebagai penggantinya akan dipilih pohon yang memiliki karakter lebih cocok untuk tanaman perindang. Paling tidak, pohon tersebut tidak rawan tumbang," ujarnya.
Ia mengatakan, beberapa pohon pengganti albesia, adalah jenis glodok lokal. Pohon ini cepat tumbuh dan berkembang.
"Selain itu, pohon glodok bila dipangkas, dan tumbuhnya cukup bagus. Namun, kendalanya saat ini DKP belum memiliki alat pemotong memadai. Mungkin dalam APBD perubahan kami anggarkan untuk beli alat pemotong tersebut," kata Wisada.
Terkait peremajaan pohon, Wisada mengatakan akan melakukannya secara bertahap. Terlebih, saat ini bibit pohon pengganti sudah ada. Jadi untuk dana pengganti pohon tidak terlalu menjadi persoalan.
"Bibit pohon ini banyak mendapat sumbangan dari sejumlah instansi, baik swasta maupun Dinas Kehutanan Bali. Jenisnya juga beragam, seperti sawo kecik dan lain-lain," katanya.(*)
