Denpasar (Antara Bali) - Universitas Udayana bertekad akan mengawal proses kajian isi lontar kuno dengan tujuan agar benar-benar bermanfaat nyata bagi masyarakat dalam konteks kekinian.
"Kearifan dalam lontar jika dibiarkan tanpa dilakukan interpretasi atau penafsiran, maka akan tetap menjadi barang mati," kata Rektor Universitas Udayana Prof Dr Made Bakta di sela peluncuran Unit Pelayanan Teknis (UPT) Perpustakaan Lontar kampus setempat, di Denpasar, Rabu.
Ia menilai bahwa lontar merupakan gudangnya dari kearifan lokal dan warisan nenek moyang yang kaya akan pemikiran-pemikiran adiluhung.
"Lontar patut diselamatkan dalam bentuk pengawetan. Namun, yang paling penting adalah menginterpretasi apa yang terdapat dalam lontar berhubungan dengan hal-hal masa kini," ucapnya.
Koleksi lontar di UPT Perpustakaan Unud sendiri sampai saat ini sebanyak 950 "cakep" atau bendel yang merupakan koleksi Perpustakaan Lontar Fakultas Sastra setempat ditambah dengan koleksi lontar Unud di Bukit Jimbaran.
Ia menambahkan, dengan dijadikan UPT ini merupakan salah satu upaya mengembangkan perpustakaan lontar yang ada menjadi unit pelayanan di tingkat universitas, sehingga proses digitalisasi, penterjemahan dan interpretasi isi lontar menjadi lebih optimal.
Diharapkannya Unud dapat memimpin dalam proses intepretasi isi lontar karena diantara berbagai universitas di Indonesia dan juga di Bali, koleksinya masih paling besar.
Terhadap 950 lontar yang saat ini tersedia di Perpustakaan Lontar Universitas Udayana Denpasar, dalam waktu dekat akan dilakukan proses digitalisasi. Unud pada tahun anggaran 2013 akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp150 juta untuk proses digitalisasi tersebut. (LHS)