Denpasar (Antara Bali) - Proyek digitalisasi naskah lontar yang tersimpan di Pusat Dokumentasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dilanjutkan pada 2013 dan sekarang menunggu pendanaan dari pemerintah pusat maupun provinsi.
"Digitalisasi naskah lontar memang akan terus dilakukan untuk memudahkan warga masyarakat membaca dan memahami," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika, di Denpasar, Jumat.
Digitalisasi yang dimaksud adalah memasukan tulisan aksara Bali kuno tersebut melalui proses komputerisasi dan kemudian akan dibuatkan website tersendiri yang sudah diberikan kode tertentu.
Suastika mengatakan, sejak 2010 hingga pertengahan 2012 memang ada sebuah lembaga swadaya dari Amerika yaitu Archieve Foundation yang menjadi rekanan untuk melakukan digitalisasi. Proses digitalisasi tidak dilanjutkan karena keterbatasan dana.
"Dari keseluruhan lontar yang tersimpan di Pusdok, yang sudah didigitalisasi hanya tujuh persen," katanya sembari menyebut jumlah keseluruhan naskah lontar sekitar 6.000.
Ia menambahkan, untuk digitalisasi, Disbud Bali berupaya mengembangkan pembiayaan yang bersumber dari pemerintah daerah dan pusat. Menurut dia, respon positif juga telah disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dari hasil komunikasi intensif dengan Pemprov Bali.
"Dana akan dialokasikan 2013, mudah-mudahan bisa final. Dengan dorongan tersebut, kami harap digitalisasi lontar bisa dimulai April tahun depan," kata Suastika.(LHS/T007)