Jayapura (Antara Bali) - Staf peneliti dari Balai Arkeolog Jayapura, Papua, Hari Suroto, menemukan tempayan (tempat air dari tanah liat yang berukuran besar) yang dikenal dengan "Tempayan Myanmar" di Pulau Arefi, Raja Ampat, Papua Barat.
"Tempayan Kuno buatan Kerajaan Sukhothai Thailand itu kami temukan pada koordinat 00' 47' 6" LS 130' 42' 4" LU. Dulu, Kerajaan Sukhothai Thailand itu berkuasa dari Semenanjung Malaysia hingga sejumlah daerah di Myanmar," katanya di Jayapura, Papua, Kamis.
Kerajaan Sukhothai memerintah Thailand dari tahun 1238 hingga 1378 dengan ibukota di Tambon Muang Kao, Thailand. Wilayah kerajaan ini meliputi Martaban (sekarang Myanmar) sampai Luang Prabang (Laos) serta ke arah selatan di Semenanjung Malaysia sampai sejauh Nakhon Si Thammarat (Tambralinga).
"Ukuran tempayan yang ditemukan itu setinggi 40 centimeter, badan berdiameter 33 centimeter, dan mulut berdiameter 11 cm," kata pria kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta pada 32 tahun silam.
Bahan pembuatan tempayan tersebut dari tanah liat dan batuan warna cokelat dengan campuran pasir. Di bagian atas tempayan tidak berglasir, namun bagian yang di tengah berhiaskan goresan serta berglasir tipis, lalu bagian paling bawah berglasir coklaet tua, dan bagian dalam berglasir tipis dan tidak rata.
"Kami hanya menemukan satu buah tempayan dalam keadaan utuh," kata Alumnus Jurusan Arkeologi Univeritas Udayana, Bali itu.
Ia menjelaskan tempayan jenis itu sering juga mendapat julukan "mertavan atau martaban" yang merupakan nama yang diambil dari nama kota pelabuhan pengekspor di Myanmar yaitu Martaban.
Jika dilihat dari bentuknya dengan diameter mulut yang kecil, berbadan tinggi dan melebar, sehingga rongga badannya cukup dalam, serta memiliki mulut dengan orientasi menutup atau menyempit.(LHS/T007)