Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi sedang mengkaji kemungkinan layanan kemoterapi masuk tanggungan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) untuk membantu pengobatan warga miskin di Pulau Dewata yang terkena kanker.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Minggu mengatakan rencana untuk memasukkan kemoterapi dalam JKBM karena selama ini layanan tersebut tidak ditanggung melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun berbagai program Dinas Sosial.
"Selain kemoterapi, kami sedang menghitung pula kemungkinan menanggung biaya hemodialisis (cuci darah) bagi penderita gagal ginjal dalam JKBM," ujarnya.
Menurut dia, kalau dari perhitungan sisa anggaran JKBM tahun ini ditambah kemampuan keuangan pemerintah daerah mencukupi, maka tinggal menunggu persetujuan dari DPRD Bali.
"Rencana menambah paket kesehatan dalam JKBM menjadi bentuk komitmen Pemprov Bali untuk memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat," ujarnya.
Suarjaya menyebutkan secara umum setiap kali kemoterapi dibutuhkan biaya Rp2-10 juta. Hingga berapa kali harus dikemoterapi itu tergantung stadium dan jenis kanker, yang tentu saja membutuhkan penanganan berbeda-beda.
Sementara itu, biaya per sekali hemodialisis sekitar Rp850 ribu. "Bagi penderita gagal ginjal, ada yang sampai harus menjalani cuci darah hingga dua kali dalam seminggu," katanya.
Tahun ini total dana alokasi APBD Bali dan dana pendampingan dari pemkab/pemkot di Bali untuk program JKBM mencapai sekitar Rp235 miliar.(LHS/T007)
Dikaji Kemoterapi Masuk Layanan JKBM
Minggu, 30 September 2012 12:10 WIB