Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa dari ekspor hasil kerajinan berbahan baku bambu sebesar 7,48 juta dolar AS selama empat bulan periode Januari-April 2012, meningkat 108,85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 3,58 juta dolar AS.
"Namun dalam periode sama dari segi volume pengiriman matadagangan tersebut berkurang 0,91 persen dari 2,36 juta unit menjadi 2,34 juta," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, selama 2011 devisa yang diraup Bali dari pengapalan matadangangan serupa sebesar 10,47 juta dolar AS, meningkat 9,77 pesen dari tahun sebelumnya yang hanya 9,54 juta dolar AS.
Demikian pula dari segi volume bertambah 19,86 persen dari 8,05 juta unit (psc) pada 2010 menjadi 9,69 juta unit pada 2011.
Teneng menjelaskan, perolehan nilai melonjak dua kali lipat, sementara dari segi volume menurun itu menunjukkan berbagai jenis cendera mata hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali mampu bersaing dan harganya lebih tinggi.
Cendera mata yang dibuat dalam berbagai rancang bangun (disain) oleh perajin Bali mampu menyumbangkan kontribusi sebesar 4,70 persen dari total ekspor Bali sebesar 159,13 juta dolar AS selama empat bulan pertama 2012.
Kerajinan baku bambu merupakan salah satu dari 14 jenis hasil kerajinan industri dan rumah tangga di Bali yang menembus pasaran mancanegara yang seluruhnya mampu memberikan kontribusi sebesar 41,71 persen dari total ekspor non migas Bali.
Ketut Teneng menjelaskan, aneka jenis barang kerajinan berupa anyaman bambu yang dikombinasikan dengan rotan mendapat perhatian besar konsumen mancanegara.
Cendera mata tersebut antara lain berupa tempat koran, bakul, topi berbentuk kerucut, dompet serta jenis cendera mata unik dan menarik lainnya.(*/M038)