Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali menyusun berbagai program keagamaan yang aplikatif dan adaptif.
"Hal ini untuk mengantisipasi perkembangan zaman yang begitu cepat di tengah perubahan sosial dalam masyarakat," katanya saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan Lokasabha VI PHDI Bali, di Denpasar, Minggu.
Menurut Pastika, jika berbagai program tidak adaptif dan aplikatif, lambat laun Agama Hindu bisa ditinggalkan oleh umatnya.
"Kebetulan sekali Agama Hindu itu sangat fleksibel dapat menyesuaikan dengan desa, kala dan patra (tempat, waktu, dan kebiasaan setempat). Tetapi, harus diingat program yang aplikatif tidak boleh terlalu jauh melepaskan dari tatwa (filsafat) Hindu," ucapnya.
Umat Hindu di Bali boleh saja berbangga dengan ritual keagamaan yang kian semarak. Hampir seluruh yadnya (persembahan) dan ritual yang dilaksanakan, dilihat secara ekonomi telah mampu memutar kehidupan perekonomian masyarakat.
Tetapi dengan realita seperti itu, Gubernur tidak ingin ritual di masyarakat sampai muncul pamer dan jor-joran, yang pada akhirnya tidak sesuai dengan ajaran agama.
Sementara itu, Ketua Umum PHDI Sang Nyoman Suwisma dalam Pembukaan Lokasabha tersebut mengingatkan umatnya bahwa selama ini Pulau Dewata telah menjadi barometer kehidupan umat Hindu di Indonesia.
Ada tiga hal yang ditekankan Suwisma untuk memantapkan umat Hindu yakni meningkatkan soliditas (kerukunan), meningkatkan mutu SDM Hindu, dan bersatu padu mendukung umat Hindu yang berkompeten memimpin pemerintahan maupun menjadi tokoh-tokoh masyarat.(LHS/T007)