Denpasar (ANTARA) - Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali Nyoman Kenak meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap kondisi sekitar, buntut dari adanya WNA atau turis menari tanpa busana (bugil) saat pertunjukan tari Bali di Puri Saraswati Ubud.
“Semestinya ketika ada indikasi dari aksi bule itu, semestinya ada petugas yang paling tidak melarang dan menghalangi bule. Kok ini sampai sejauh itu di panggung dan menggedor-gedor pintu. Ini artinya, kepedulian kita kurang dan itu yang perlu dibenahi,” kata dia, di Denpasar, Kamis.
Ketua PHDI Bali itu menyesalkan tindakan nyeleneh dari WNA perempuan tersebut karena dapat mengotori kesucian lokasi dan membawa dampak negatif.
Selain petugas, menurutnya kepedulian juga semestinya dimiliki pengunjung atau penonton pertunjukan tari Bali pada malam itu.
“Katanya kita menghormati dan menjunjung adat budaya Bali yang adi luhur, masa hal yang seperti itu harus kita biarkan,” ujar Kenak.
Meski demikian, Kenak mengapresiasi petugas yang segera naik untuk mengamankan WNA tersebut walau terlambat, dengan harapan ke depan kejadian ini tak terulang lagi dan jangan tutup mata jika ada yang hendak melecehkan norma, agama, maupun budaya.
“Kalau ada tim kami yang hadir di sana (PHDI Bali) mereka pasti diharuskan peduli, dan kami sudah imbau kalau ada yang nyeleneh dan aneh-aneh harus segera ditindak, mungkin penonton lain sedang asiknya menariknya (menonton pertunjukan tari Bali)," tuturnya.
Selain itu, menurut dia sebaiknya hal seperti ini tidak langsung diviralkan di media sosial, bahkan dicegah agar menjaga ajeg Bali dan lebih banyak mendengungkan hal-hal kebaikan.
WNA yang menari tanpa busana di Puri Saraswati Ubud, Gianyar, sendiri diketahui bernama Darja Tuschinski (28) asal Jerman yang diduga mengalami depresi karena kehabisan uang di Bali.
Berdasarkan catatan Kepolisian Daerah Bali, kejadian WNA menari tanpa busana itu terjadi sekitar pukul 20.00 Wita, di mana saat itu memang pihak puri sedang mengadakan pertunjukan tari Bali.