Singaraja (ANTARA) - Sejumlah pemerintahan desa di Kabupaten Buleleng menyiapkan tempat karantina, berupa sekolah dan vila atau hotel, untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang kampung, di antaranya Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan.
Satgas Gotong Royong dan Satgas Relawan Desa Bukti telah menyewa salah satu hotel di Dusun Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan untuk dijadikan tempat isolasi.
"Dipilihnya hotel tersebut, untuk mempermudah melakukan pengawasan terhadap para PMI yang diisolasi," kata Sekretaris Desa Bukti I Made Suparta di Singaraja, Selasa.
Ia menjelaskan hotel itu disewa dengan harga murah, yaitu Rp50 ribu per hari, karena pemilik hotel peduli dan antusias membantu pencegahan penyebaran COVID-19 di desa itu.
"Pihak hotel sangat peduli dengan warga di Desa Bukti sehingga pihak hotel memberikan harga murah. Tapi nanti untuk makan dan keperluan lainnya akan disiapkan oleh desa. Pemerintah Desa Bukti sudah mengalokasikan dana sebesar Rp33 juta lebih untuk akomodasi para PMI yang diisolasi," katanya.
Ia mengatakan sebelum adanya surat edaran Bupati Buleleng, sudah ada 13 PMI yang datang dan dikarantina mandiri di rumah masing-masing sesuai kesepakatan desa adat dan desa dinas.
"Masih ada delapan orang PMI yang belum datang. Dua orang dari kapal pesiar akan datang pada tanggal 15 April, namun untuk enam orang PMI belum ada informasi kedatangannya. Untuk yang bekerja di Amerika dan China masih belum ada informasi kedatangannya, tapi kami sudah siapkan tempat isolasinya jika mereka datang," katanya.
Baca juga: Bali siapkan 1.012 tempat tidur untuk karantina pekerja migran
Baca juga: Gubernur Bali: Pekerja migran yang "rapid test" negatif tetap dikarantina
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Buleleng I Made Subur mengatakan pihaknya telah melakukan monitoring ke seluruh desa yang memiliki warga bekerja di luar negeri. Hampir seluruh desa sudah menyiapkan tempat isolasi.
Namun, ia mengatakan desa-desa harus menyiapkan teknis penanganan PMI yang diisolasi. "Hasil dari monitoring, desa-desa belum menyiapkan petugas dan SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk yang mengawasi tempat isolasi. Jadi yang menjaga benar-benar profesional," katanya.
Ia mengimbau masyarakat, terutama PMI, untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran COVID-19 di Buleleng. "Ini bukan hanya tugas perbekel saja, tapi PMI juga harus memiliki komitmen untuk membantu pemerintah desa. Perbekel sudah menyiapkan fasilitas dan petugas pengawas tempat isolasi agar tidak kecolongan," katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp, OG juga mengimbau PMI secara suka rela melakukan isolasi di tempat yang sudah disediakan oleh desa masing-masing.
Ia mengungkapkan penyediaan tempat isolasi di masing-masing desa merupakan keputusan untuk mempermudah pengawasan. "Kalau diisolasi di rumah masing-masing kan susah diawasi, sedangkan selama 14 hari masih bisa terjadi transmisi dari PMI," katanya.
Ia menambahkan untuk mereka yang sudah melakukan isolasi di rumah selama seminggu masih diberikan kebijakan.
Namun, katanya, mereka yang baru datang dan yang akan datang, harus diisolasi di tempat yang sudah disediakan. "Yang akan datang harus mau diisolasi di tempat terpisah, apalagi yang datang dari Amerika dan Italia, karena di sana kasus COVID-19 paling banyak di dunia," katanya.
Pemerintah desa di Buleleng siapkan vila-sekolah untuk karantina pekerja migran
Selasa, 14 April 2020 11:05 WIB