"Lima di antaranya berupa kajian riset, dan satu lainnya adalah penyusunan naskah akademik," kata Kepala Brida Buleleng Made Supartawan di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis.
Supartawan menyebutkan sejumlah hasil riset unggulan yang didiseminasikan, yakni kajian produk unggulan pertanian daerah Kabupaten Buleleng dan model hilirisasinya.
Selain itu, ada pula kajian Rencana Induk dan Peta Jalan Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah Kabupaten Buleleng serta kajian pengembangan model kebijakan mewujudkan Singaraja sebagai kota pendidikan.
Berikutnya kajian potensi dan tata kelola parkir di Kabupaten Buleleng, kajian pengangkatan dan pemberhentian kepala lingkungan, dan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng tentang Penambahan Penyertaan Modal kepada Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Bali.
Baca juga: DPRD Bali usul alihkan jalan bus wisata ke Buleleng selama Nataru
Ia menjelaskan bahwa diseminasi ini menjadi sarana bagi pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan menggali lebih dalam potensi riset yang telah dilakukan.
Sebagai lembaga yang berperan penting dalam riset dan inovasi daerah, Brida Buleleng berkomitmen untuk terus menghasilkan riset-riset yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, sekaligus mendukung visi Kabupaten Buleleng sebagai daerah yang maju dan berdaya saing tinggi.
Sementara itu, Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana memandang penting hasil kajian oleh pemerintah daerah yang berorientasi pada terapan guna mempercepat pencapaian target pembangunan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Pemaparan Rencana Kajian Strategis Kabupaten Buleleng Tahun 2024.
Menurut dia, kajian terapan harus dikaitkan dengan potensi yang dimiliki Buleleng sehingga dapat mempercepat pencapaian hasil-hasil yang terukur.
Baca juga: Bupati Badung ajak masyarakat Buleleng jaga persatuan
Lihadnyana lantas mencontohkan sektor pertanian yang menjadi potensi besar bagi daerah. Dengan wilayah pertanian terluas di Bali, Buleleng akan menekankan hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah.
"Nilai tambah dari hilirisasi akan meningkatkan daya saing, menghasilkan harga yang kompetitif, dan pada akhirnya meningkatkan nilai tukar petani," ujar Lihadnyana.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga menekankan bahwa hasil kajian tidak hanya berupa laporan, tetapi harus dapat dimanfaatkan untuk mengakselerasi pencapaian target-target pembangunan di Buleleng.
Dengan kajian yang terarah, dia berharap hasilnya mampu memberikan solusi nyata bagi isu-isu strategis di daerah seperti peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan potensi besar yang kita miliki, hasil kajian harus menjadi langkah nyata untuk mendorong kemajuan daerah," tutup Lihadnyana.