Buleleng, Bali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Bali mengintensifkan program kunjungan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn) di puskesmas di daerah tersebut yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali.
"Program ini tidak hanya memberikan akses pemeriksaan bagi ibu hamil oleh dokter spesialis, tetapi juga bertujuan meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas dalam memberikan pelayanan prima kepada ibu hamil," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Buleleng Nyoman Budiastawan, Sabtu.
Ia menjelaskan para dokter spesialis akan memberikan pelatihan kepada kalangan dokter umum dan bidan di puskesmas terkait pemeriksaan kehamilan, deteksi risiko tinggi, serta penggunaan USG dasar.
"Diharapkan setelah mendapatkan pendampingan dari dokter spesialis, tenaga medis di Puskesmas mampu melakukan pemeriksaan dengan USG secara mandiri. Ini akan sangat membantu dalam deteksi dini risiko kehamilan, sehingga ibu hamil dapat memperoleh penanganan yang tepat sejak awal," ujar dia.
Budiastawan lebih jauh memaparkan pada semester pertama, program ini telah dilaksanakan di 16 puskesmas, dengan setiap puskesmas memeriksa sebanyak10 ibu hamil.
Hasilnya menunjukkan hampir 90 persen ibu hamil mengalami kehamilan berisiko tinggi, terutama akibat kurangnya perencanaan kehamilan, usia di atas 35 tahun serta anemia.
Dengan adanya peningkatan keterampilan tenaga kesehatan, puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima secara mandiri, mulai dari deteksi dini, pemeriksaan rutin, hingga penanganan awal bagi ibu hamil.
Jika ditemukan kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut, maka rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut akan segera disiapkan.
Selain itu, Budiastawan mengimbau pasangan usia subur untuk merencanakan kehamilan dengan baik, termasuk memperhatikan usia dan kondisi kesehatan sebelum hamil. Bagi ibu hamil, pemeriksaan rutin ke Puskesmas setiap bulan sangat dianjurkan agar potensi risiko dapat terdeteksi sejak dini.
"Dengan peningkatan keterampilan tenaga medis di Puskesmas, kami berharap ibu hamil dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik, cepat, dan tepat. Langkah ini juga berkontribusi dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah risiko seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, gizi buruk dan stunting," kata Budiastawan.