Denpasar (ANTARA) - Gedung DharmaNegara Alaya (DNA) Kota Denpasar sebagai pusat pengembangan seni dan ekonomi kreatif menjadi perhatian beragam kalangan, termasuk juga kalangan internasional, sehingga gedung itu menjadi tempat penyelenggaraan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada Kamis (27/2) lalu.
Dalam acara yang dihadiri Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara bersama pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar itu hadir pula perwakilan negara sahabat, yakni Konsulat Australia, British Embassy, Konsulat Jepang, Konsulat Amerika, Konsulat Republik Rakyat Tiongkok, Konsulat Italia, Konsulat Swiss, dan Honorary Hungaria.
Dalam kesempatan tersebut, seluruh konsulat berkesempatan melihat koleksi lontar yang ada di Gedung DharmaNegara Alaya Kota Denpasar. Mereka mengunjungi satu persatu ruangan dan fasilitas yang ada, serta mengikuti pelatihan dan bedah lontar yang dipandu oleh praktisi lontar Bali, Sugi Lanus.
Konsul Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin mengatakan Gedung DNA sangat luar biasa. "gedung DNA ini luar biasa, Pemerintah sangat peduli dengan kebutuhan masyarakat khususnya untuk anak muda," ujarnya.
Ia mengatakan di sini banyak ruangan dengan berbagai kebutuhan. Acara yang digelar mengenai lontar ini juga menjadi bukti kepedulian pemerintah terhadap kelestarian budaya," ucapnya.
Baca juga: Disbud Denpasar digitalkan lontar
Terkait tema peringatan, Wawali Kota Denpasar Jaya Negara menekankan pentingnya bahasa ibu. Karena merupakan modal dasar dalam pergaulan masyarakat, khususnya masyarakat Bali. Tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Tentunya momentum ini sangatlah penting sebagai upaya menjaga eksistensi bahasa lokal serta menjadi pengingat budaya, asal-usul dan keanekaragaman yang ada.
Berkenaan dengan keberadaan Dharmanegara Alaya, Jaya Negara menjelaskan bahwa keberadaannya sebagai public space (ruang publik) diharapkan mampu memberikan ruang bagi komunitas kreatif, seni, budaya dan pendidikan antarnegara, sehingga dari kegiatan International Collaboration Week diharapkan mampu menjadi smart kreatif sebuah kolaborasi antarnegara.
"Dari kegiatan ini kami berharap terjadinya kerjasama yang komprehensif guna mendukung kemajuan kedua belah pihak, khususnya dalam bidang seni, budaya termasuk lontar, serta ekonomi kreatif," katanya. (*)