Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster bertindak sebagai inspektur apel peringatan HUT Ke-237 Kota Denpasar, di Denpasar, Bali, Kamis, di hari pertamanya turun ke lapangan usai dilantik sebagai gubernur.
“Hari pertama saya sebagai gubernur dan ternyata mulainya di Kota Denpasar,” kata Koster di Denpasar, Bali, Kamis.
Diketahui Wayan Koster tidak mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah. Koster usai menjalani pelantikan di Jakarta, telah tiba di Bali sejak Selasa (25/2) lalu dan bekerja dari rumah pada Rabu (26/2) kemarin.
Ditemui di HUT Kota Denpasar, ia mengaku telah menyusun agenda untuk 100 hari pertama masa jabatannya di periode kedua bersama Wakil Gubernur Giri Prasta.
Baca juga: Gubernur Bali mulai bekerja setelah dipastikan tak ikut retret
“Sejumlah agenda mendesak sudah dirancang untuk dikerjakan,” ujarnya.
Wayan Koster terpantau sudah berada di Lapangan Lumintang sejak pukul 7.30 WITA untuk bertugas sebagai inspektur apel HUT Kota Denpasar.
Dalam pidatonya ia menyebut pentingnya Denpasar bagi Bali sebagai sebuah ibu kota provinsi, sehingga pembangunannya harus dibantu Pemprov Bali, kabupaten lain, dan komponen masyarakat.
“Tema peringatan tahun ini yaitu Bergerak Bersama Menuju Denpasar Maju yang punya makna sangat penting bahwa masalah di Denpasar adalah masalah kita bersama di Bali, buruknya Denpasar adalah buruknya Bali atau sebaliknya indahnya Denpasar adalah indahnya Bali,” kata dia.
Baca juga: Kepala Daerah se-Bali sudah di Jogja menuju lokasi retret kecuali Koster
Orang nomor satu di Pemprov Bali itu menjelaskan pembangunan Kota Denpasar adalah bagian dari kerangka pembangunan Bali lima tahun ke depan di periode 2025-2030 dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana dalam Bali era baru.
Visi ini merupakan implementasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 tahun Bali Era Baru Tahun 2025-2125 yang diatur dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 4 tahun 2023 serta dipayungi Undang-Undang nomor 15 tahun 2023 tentang Provinsi Bali.
Oleh karena itu, ia menandai sejumlah masalah krusial di Kota Denpasar, seperti persoalan sampah, kemacetan, ketersediaan air bersih, banjir, keamanan, infrastruktur, transportasi, ekosistem alam, budaya, sosial, serta berbagai bentuk ketidaktertiban.
“Jadi Pemprov Bali akan terjun langsung mengatasi sejumlah masalah krusial, kemacetan, sampah, ketersediaan air, dan juga berbagai permasalahan yang muncul, kriminalitas yang cenderung meningkat, ini yang harus kita atasi agar Bali ini kondusif,” ujar Gubernur Koster.