Denpasar (Antaranews Bali) - PT Pertamina (Persero) mengatakan konsumsi BBM khususnya jenis pertamax di Bali cukup stabil setelah pemerintah menyesuaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi itu pada pertengahan Oktober 2018.
"Penyesuaian harga beberapa waktu lalu belum ada pengaruhnya terhadap peralihan jenis BBM. Kami akan amati terus penjualannya," kata "Sales Executive Ritel" X Pertamina Pemasaran Bali Dany Hutama Aji di Denpasar, Selasa.
Menurut Dany, pertamax memiliki konsumen tertentu yang cukup loyal menggunakan BBM nonsubsidi itu meski terjadi penyesuaian harga. BBM dengan kandungan oktan 92 itu, kata dia, memiliki kualitas bahan bakar yang bagus dan cocok untuk kendaraan keluaran terbaru yang banyak digunakan saat ini.
"BBM jenis itu juga lebih bersih dan memberikan kinerja yang bagus bagi kendaraan sehingga saat ini konsumen kami perhatikan belum ada peralihan ke jenis lain," katanya.
Konsumsi rata-rata "pertamax series" meliputi pertamax, pertalite, pertamina dex, dexlite dan pertamax turbo di Bali per hari mencapai sekitar 2.500 kiloliter. Dari jumlah itu, kata dia, 40 persen konsumsi pertalite, 30 persen pertamax dan sisanya premium, solar, dexlite dan pertamina dex.
Di Bali terdapat sekitar 190 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tersebar merata di Pulau Dewata dengan paling banyak berada di Denpasar sebanyak 50 unit dan Badung 40 unit.
PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga BBM di SPBU, khususnya Pertamax Series dan Dex Series, serta Biosolar Non PSO mulai Rabu (10/10). Harga pertamax di Bali, saat ini mencapai Rp10.400 per liter. (ed)
Pertamina: stabil, konsumsi BBM nonsubsidi di Bali
Selasa, 23 Oktober 2018 12:49 WIB