Karangasem, Bali (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga melalui Terminal Terintegrasi (IT) Manggis di Kabupaten Karangasem, Bali, memberikan pelatihan meracik jamu tradisional kepada kelompok wanita nelayan di Pulau Dewata.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong perempuan pesisir agar semakin percaya diri, mandiri, dan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi," kata Supervisor Senior Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan (HSSE) Pertamina IT Manggis Budi Yulianto di Karangasem, Bali, Selasa.
Ada pun pelatihan meliputi pengenalan jenis rempah herbal lokal, manfaat kesehatan jamu tradisional, teknik peracikan yang higienis, hingga strategi kemasan dan pemasaran produk.
Selain itu, peserta juga diajak memahami cara menjaga standar produksi agar produk jamu dapat diterima pasar dengan baik.
Pelatihan itu dilaksanakan melalui program Kecamatan Tanggap Bencana (Kencana) Manggis bekerja sama dengan Rumah BUMN Klungkung.
Para peserta berasal dari Kelompok Wanita Nelayan Eka Bahari Putri, Kelompok Wanita Nelayan Bunda Segara Madu, Kelompok Wanita Nelayan Sekar Segara Ayu, dan Kelompok Wanita Nelayan Adiwinangun.
Kemudian, Kelompok Wanita Nelayan Tirta Harum Sari, Kelompok Wanita Tani Nampo Sari, Kelompok Wanita Tani Satya Luih Lestari, dan Ibu-Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Manggis yang tergabung dalam Sekolah Lapang Perempuan Pesisir.
Budi menambahkan pelatihan dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan sosial ekonomi perempuan pesisir pascabencana banjir yang terjadi pada September 2025 di sejumlah daerah di Bali termasuk di wilayah Kecamatan Manggis.
Menurut dia, dalam kondisi pemulihan, perempuan memiliki peran penting baik dalam menjaga ketahanan keluarga maupun mendukung keberlanjutan ekonomi rumah tangga.
Dengan memanfaatkan potensi lokal berupa rempah dan tanaman herbal, kegiatan itu diharapkan mampu membuka peluang usaha baru yang mudah dijalankan, rendah risiko, serta berkelanjutan.
"Pemulihan pascabencana tidak hanya menyentuh aspek fisik, tetapi juga pemulihan mental, ekonomi, dan keberdayaan masyarakat," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari Rumah BUMN Klungkung, Sri Widianti menyampaikan pentingnya pelatihan ini untuk menunjang ekonomi keluarga.
"Pemberdayaan perempuan merupakan pondasi penting dalam proses pemulihan ekonomi keluarga setelah bencana. Melalui pelatihan jamu herbal ini, kami ingin mendorong perempuan pesisir untuk kembali berdaya dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar mereka," ucapnya.
Tren gaya hidup sehat saat ini membuka peluang besar bagi produk jamu tradisional untuk berkembang menjadi usaha yang bernilai jual tinggi.
Rumah BUMN Klungkung, lanjut dia, siap mendampingi proses pengembangan usaha, khususnya dalam aspek produksi, merek dan pemasaran digital.
Sementara itu, Ketua Kelompok Wanita Tani Satya Luih Lestari, Ni Made Suma Mergantini menuturkan harapan baru dan semangat untuk bangkit setelah terdampak bencana melalui pelatihan tersebut.
"Pelatihan ini memberi kami kepercayaan diri baru untuk bangkit. Ternyata bahan-bahan herbal yang ada di sekitar bisa diolah menjadi minuman kesehatan yang bernilai ekonomi. Kami berharap ke depan bisa memproduksi secara berkelompok dan menjadikannya usaha yang dapat membantu perekonomian keluarga," ucapnya.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Komunikasi, Relasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rahedi menyampaikan inisiatif pemberdayaan perempuan pesisir selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya tujuan kelima tentang kesetaraan gender dan tujuan kedelapan tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pemulihan dan kemandirian masyarakat melalui program-program pemberdayaan yang berkelanjutan," kata Ahad.
