Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata sepanjang 2018 dapat mencapai sekitar 6,5 juta jiwa.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Yuniartha Putra di Denpasar, Selasa, mengatakan target untuk 2018 meningkat 1 juta dibandingkan target tahun sebelumnya sebesar 5,5 juta wisman.
"Biasanya untuk target kami naikkan 500 ribu dibandingkan tahun sebelumnya, namun untuk tahun ini kami optimistis bisa mencapai 6,5 juta jiwa," ucap Yuniartha.
Apalagi pada pertengahan Oktober 2018, lanjut dia, Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.
"Pertemuan IMF dan World Bank `kan sudah dipastikan oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tetap dilaksanakan di Bali, jadi pertemuan tersebut juga berdampak positif terhadap kunjungan wisman," ucapnya.
Yuniartha memprediksi kunjungan wisman ke Bali untuk 2018 masih akan menempatkan wisatawan dari Tiongkok pada urutan pertama terbanyak, apalagi "travel warning" ke Bali juga telah dicabut oleh pemerintah setempat.
Dengan dicabutnya "travel warning" makin mendongkrak jumlah kunjungan wisman ke Bali karena rata-rata kunjungan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu sebelumnya perhari mencapai 3.000 orang.
Selanjutnya untuk posisi kedua wisatawan dari Australia, menyusul India di posisi ketiga, serta Inggris dan Jepang di urutan keempat dan kelima.
"Untuk 2017 saja, kami prediksi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata, total mencapai kisaran 5,7 juta jiwa, dari sebelumnya yang ditargetkan 5,5 juta," ujar Yuniartha.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, secara kumulatif jumlah kunjungan wisman yang langsung datang ke Bali dari periode Januari-November 2017 mencapai 5.381.828 orang, atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 4.485.137 orang atau naik sebesar 19,99 persen.
Lima besar negara dengan kedatangan wisman tertinggi yakni Tiongkok (1.374.320), Australia (1.015.752), India (243.638), Jepang (237.694) dan Inggris (228.657). (*)