Gianyar (Antara Bali) - Tembok pembatas sepanjang 25 meter di kuburan Banjar Ambengan, Desa Sayan, dengan Banjar Semana, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, jebol.
"Jebolnya tembok pembatas itu tidak ada unsur kriminal, tetapi rusak tertimpa tandu 'bade' atau sarana upacara ngaben," kata Kapolsek Ubud AKP I Gede Redestra di Gianyar, Bali, Minggu.
Tembok pembatas terletak di lahan sengketa kuburan antara Banjar Ambengan dengan Banjar Semana jebol, padahal tembok untuk menghindari kembalinya konflik warga kedua banjar tersebut baru dipasang beberapa bulan yang lalu.
Jebolnya tembok pembatas itu sudah tentu memunculkan pertanyaan baru, karena areal itu sering menjadi ajang sengketa kedua belah pihak bila ada pemakaman warga.
Ia mengaku, jebolnya tembok itu sama sekali tak ada unsur kesengajaan. "Kami sudah turun ke lapangan untuk mengantisipasi masalah yang mungkin bisa muncul kembali," ujarnya.
Kendati demikian, kata dia, patroli tetap dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayah itu. "Kami tetap melakukan pengawasan di titik rawan kriminal," katanya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Gianyar I Wayan Kujus Pawitra mengaku, jebolnya tembok itu sudah terjadi seminggu lalu.
"Kami terus melakukan pantuan di lapangan, karena itu merupakan tugas kami " katanya.
Pantuan itu dilakukan dengan mengerahkan satu regu satuan dengan 12 personel di lapangan. Pantuan tersebut sifatnya tidak menetap di wilayah itu, tetapi setiap hari dimonitoring.
Sementara Kepala Kesbanglinmaspol Gianyar Ida Bagus Siwagata ketika hendak dikonfirmasi terkait masalah itu tidak bisa dihubungi karena telepon selulernya tidak aktif.
Beberapa waktu lalu di wilayah kabupaten tersebut memang sering terjadi konflik tentang lahan desa adat. Akibatnya tidak jarang terjadi bentrokan antarwarga.(*)
