Denpasar (Antara Bali) - DPRD Bali mengapresiasi kinerja PT Pertamina yang segera merealisasikan program "Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga", khususnya di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
"Ini sangat positif. Kami mendukung atas kinerja PT Pertamina yang merealisasikan program `BBM Satu Harga` di seluruh Indonesia, termasuk di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Warga masyarakat setempat memang menantikan penerapan program tersebut," kata Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry, saat di konfirmasi dari Denpasar, Kamis.
Sugawa Korry mengatakan kehadiran lembaga penyalur "BBM Satu Harga" di Nusa Penida dalam waktu dekat, membuat warga masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Yakni, Rp6.450 per liter untuk Premium dan Solar Rp5.150 per liter. Sebelumnya, masyarakat di pulau tersebut harus membeli lebih mahal kedua jenis BBM itu.
Menurut Sugawa Korry, selama ini tingkat perekonomian masyarakat Nusa Penida memang relatif tertinggal dibandingkan masyarakat di daratan Pulau Bali. Penyebab kesenjangan, antara lain karena adanya perbedaan harga BBM yang cukup tinggi. Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan masyarakat pun menjadi sangat tinggi.
"Dengan BBM Satu Harga ini, kami berharap bisa menekan ongkos produksi maupun biaya transportasi yang harus dikeluarkan masyarakat Nusa Penida. Dengan demikian, tingkat keuntungan juga meningkat dan pada akhirnya taraf kesejahteraan juga akan menjadi lebih baik," ujarnya politikus Partai Golkar.
Sugawa Korry optimistis bahwa ke depan, kondisi perekonomian masyarakat Nusa Penida juga akan lebih baik. Selain bisa meningkatkan laju gerak roda perekonomian, kesamaan harga BBM, diharapkan juga bisa membuat masyarakat setempat memiliki daya saing yang lebih kuat.
Anggota Komisi II DPRD Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana juga sependapat. Bahwa saat ini sebenarnya gerak roda ekonomi masyarakat Nusa Penida sudah mulai menunjukkan tren membaik. Terutama dengan kian dikenalnya berbagai tempat pariwisata di tempat tersebut. Baik wisata spritual (rohani) yang ditandai dengan banyaknya pura besar, maupun wisata alam dengan destinasi yang sangat beragam.
Sayangnya, kata Adhi Ardana, meski secara pergerakan ekonomi sudah mulai positif, namun masyarakat masih harus menanggung beban biaya yang cukup tinggi. Dan hal itu, disebabkan karena adanya kesenjangan harga BBM yang cukup tinggi, seperti yang terjadi selama ini.
Kondisi demikian, Adhi Ardana mengatakan tentu saja menyebabkan harga kebutuhan pokok juga menjadi lebih tinggi. Dengan adanya BBM Satu Harga, pihaknya yakin bahwa masyarakat bisa lebih menikmati pergerakan roda ekonomi.
Sebab, kesamaan harga BBM tersebut, akan meratakan biaya kebutuhan masyarakat Nusa Penida dengan masyarakat Pulau Bali di daratan.
Ia berharap bisa menghindari lonjakan harga yang tinggi serta mengurangi beban biaya, sehingga warga masyarakat dalam perekonomian bisa tumbuh dengan baik.
"Makanya program ini baik sekali, dan kami sangat mendukung. Program BBM Satu Harga ini sangat positif, tidak hanya bagi Nusa Penida, namun juga bagi Bali secara keseluruhan," ujar politikus PDIP.
Sebelum program BBM Satu Harga di Nusa Penida diresmikan, PT Pertamina sudah mengoperasikan 26 lembaga penyalur BBM di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya 10 kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat, dua kabupaten di Maluku Utara, serta masing-masing satu di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jatim, Jateng, Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT, dan NTB. Hingga akhir 2017, Pertamina ditargetkan mengoperasikan sebanyak 54 penyalur BBM Satu harga. (WDY)
DPRD Bali Mengapresiasi Program "BBM Satu Harga"
Kamis, 2 November 2017 20:22 WIB