Denpasar (Antara Bali) - Bali menghasilkan devisa dari ekspor ikan dan udang sebesar 11,81 juta dolar AS selama bulan November 2016, meningkat 34,32 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 8,79 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga bertambah 5,27 persen, karena bulan Oktober 2016 mengantongi sebesar 11,21 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, ekspor ikan dan udang berkontribusi sebesar 26,73 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 44,19 juta dolar AS selama bulan November 2016, meningkat 7,88 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 40,96 juta dolar AS.
Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Pulau Dewata yang memberikan andil sebesar 26,73 persen, produk perhiasan (permata) 15,74 persen, pakaian jadi bukan rajutan 12,08 persen, kayu, barang dari kayu 8,93 persen, serta produk perabot dan penerangan rumah 7,07 persen.
Adi Nugroho menambahkan, ikan dan udang yang dikapalkan dari Bali paling banyak menembus pasar Tiongkok atau 33,23 persen, kemudian Amerika Serikat 24,27 persen dan Jepang 12,75 persen.
Selain itu, menembus pasar Taiwan 7,11 persen, Australia 6,39 persen, Hongkong 6,27 persen, Singapura 1,03 persen, Belanda 0,73 persen, Jerman 1,24 persen, Thailand 0,14 persen dan 6,85 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Ekspor ikan dan udang mempunyai prospek cukup cerah, mendorong pihak Dinas Perikanan setempat untuk meningkatkan produksi perikanan laut maupun hasil perikanan tangkap.
Berbagai upaya dan terobosan telah dilakukan, termasuk memberdayakan para nelayan dengan memberikan berbagai kemudahan dan bantuan dengan harapan mampu memacu peningkatan produksi sektor perikanan dalam tahun 2017. (WDY)