Denpasar (Antara Bali) - Bali berhasil meraup devisa dari ekspor ikan dalam kaleng sebesar 19,73 juta dolar AS selama 2013, merosot 24,07 persen dibanding tahun sebelumnya 25,98 juta dolar AS.
Demikian pula dari segi volume berkurang 30,13 persen dari 8.684,8 ton pada 2012 menjadi 6.042,9 ton pada 2013, kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, penurunan dari segi volume dan perolehan nilai itu erat kaitannya dengan persediaan matadagangan tersebut dan kondisi pasar.
Ekspor ikan siap hidang itu merupakan salah satu dari enam jenis mata dagangan hasil industri pengolahan yang mampu menembus pasaran luar negeri, terutama Jepang dan sejumlah negara lainnya.
Pengapalan matadagangan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 4,06 persen dari total ekspor Bali, mencapai 486,06 juta dolar AS, meningkat tipis hanya 0,88 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 481,83 juta dolar AS.
Ketut Teneng menjelaskan, ikan dalam kaleng merupakan salah satu dari enam jenis hasil industri kecil, di samping komponen rumah jadi, plastik, sepatu, tas serta tekstil dan produk tekstil.
Pasaran Jepang menyerap 47,78 persen dari total ekspor ikan dalam kaleng dan 52,22 persen sisanya menembus berbagai negara di belahan dunia, ujar Ketut Teneng.
Hasil tangkapan ikan di wilayah perairan Pengambengan, Kabupaten Jembrana Bali bagian barat, sebagai penghasil ikan dalam kaleng di Bali selama triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 152,53 persen (yoy) dengan hasil tangkapan mencapai 2,45 juta ton.
Jumlah itu merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Kondisi itu menyebabkan pertumbuhan subsektor perikanan menunjukkan peningkatan di akhir 2013.
Peningkatan hasil tangkapan nelayan memberikan andil terhadap sektor perikanan meningkatkan perekonomian masyarakat Bali, di mana pertumbuhan subsektor perikanan meningkat dari 0,02 persen menjadi 1,64 persen triwulan IV-2013. (WDY)