Denpasar (Antaranews Bali) - Bali meraup devisa sebesar 12,21 juta dolar AS dari ekspor ikan dan udang selama bulan April 2018, meningkat 2,06 juta dolar AS atau 20,38 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 10,14 juta dolar AS.
"Namun perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan sebelumnya menurun 2,84 juta dolar AS atau 28,88 persen, karena pengapalan ikan dan udang hasil tangkapan nelayan pada bulan Maret 2018 mencapai 15,05 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan ekspor ikan dan udang yang ditangkap para nelayan dan perusahaan-perusahaan penangkap ikan yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Bali itu mampu memberikan kontribusi 24,87 persen dari total nilai ekpor Bali mencapai 49,13 juta dolar AS selama bulan April 2018.
Total perolehan devisa Bali tersebut menurun 9,91 juta dolar AS atau 16,79 persen dibanding bulan Maret 2018 yang mencapai 59,04 juta dolar AS. Namun dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 9,02 juta dolar AS atau 22,50 persen, karena April 2017 hanya meraup 40,10 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan ikan dan udang yang dikapalkan dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali dalam bentuk ikan segar paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yang mencapai 31,35 persen, menyusul Jepang 19,14 persen, China 16,64 persen, dan Australia 5,92 persen.
Selain itu juga diserap pasaran Australia 5,92 persen, Hong Kong 4,39 persen, Perancis 11,21 persen, Singapura 0,68 persen, Jerman 0,57 persen, Spanyol 0,07 persen, dan Belanda 0,36 persen.
Sedangkan sisanya 19,66 persen ikan dan udang itu menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena ikan segar maupun yang dibekukan sangat diminati konsumen mancanegara, ujar Adi Nugroho. (WDY)