Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 76,80 juta dolar AS dari ekspor ikan tuna selama 2013, menurun 7,75 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 83,25 juta dolar AS.
"Sedangkan dari segi volume pengapalan matadagangan hasil kelautan tersebut meningkat 14,61 persen," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali, I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, Bali pada 2013 itu mengapalkan ikan tuna 16.337,5 ton menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya tercatat 14.254,3 ton.
Ekspor ikan tuna dalam bentuk beku dan segar paling menonjol di antara sebelas jenis hasil perikanan dan kelautan dari Pulau Dewata. Ikan tuna mampu memberikan kontribusi sebesar 15,80 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 486,06 juta dolar AS.
Ketut Teneng menjelaskan, hasil perikanan dan kelautan secara keseluruhan mencapai 114,8 juta dolar AS selama 2013, menurun tipis 0,08 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 114,89 juta dolar AS.
Ratusan kapal penangkap ikan, khususnya tuna setiap saat menurunkan hasil produksinya di Pelabuhan Benoa Bali, setelah melalui proses pembersihan langsung diekspor ke pasaran mancanegara.
Kapal milik perusahaan maupun nelayan setempat menangkap ikan di perairan Bali, bahkan sampai ke perairan Indonesia bagian timur.
Ketut Teneng menambahkan, pasaran Jepang menyerap 41,04 persen ekspor ikan dari Pulau Dewata, menyusul Amerika Serikat 15,90 persen, Singapura 2,48 persen dan Australia 8,93 persen.
Selain itu juga diserap oleh pasaran Inggris 0,56 persen, Hong Kong 4,80 persen, Italia 0,33 persen, Spanyol 1,44 persen, Belanda 1,13 persen dan Prancis 0,56 persen. Sedangkan sisanya 22,82 persen diserap oleh berbagai negara di belahan dunia, karena matadagangan hasil perikanan Bali mampu bersaing di pasaran luar negeri, ujar Ketut Teneng. (WDY)
