Denpasar (Antara Bali) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali akan memberikan pelatihan khusus kepada 90 dokter dan 391 bidan dalam tahun 2011.
"Upaya tersebut dengan harapan mampu meningkatkan pelayanan kepada akseptor KB dan mencapai sasaran akseptor KB baru, termasuk pria ber-KB," kata Kepala BKKBN Provinsi Bali I Wayan Sundra, SH didampingi Kepala Seksi Advokai dan Komunikai Informasi Ejukasi (KIE) Drs I Nyoman Sumiarta di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, pelatihan yang dilakukan dalam beberapa tahapan itu melibatkan dokter dan bidan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Peserta bidan dan dokter itu selain utusan dari rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), juga termasuk mereka yang melakukan praktek pelayanan KB swasta.
Wayan sundra menjelaskan, pelatihan serupa juga dilakukan terhadap pengelola KB, mulai dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), petugas keluarga berencana (PKB), petugas KB dari kabupaten/kota serta mitra kerja.
Upaya peningkatan pelatihan tersebut diharapkan mampu mendorong terealisasinya tercapainya akseptor KB baru tahun 2011 sebanyak 73.945 pasangan usia subur (PUS).
Sasaran KB baru tersbut terdiri atas menggunakan kontrasepsi IUD 20.510 pasangan, MOW 2.165 pasangan, implant 2.630 pasangan, suntik 34.595 pasangan, pil 7.772 pasangan, mop 274 pasangan, kondom 5.999 pasangan dan KB pria menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) 6.273 orang.
Sasaran tahun 2011 itu pencapaiannya pada bulan Januari 2011 tercatat 5.703 pasarangan atau 7,71 persen dari target yang ditetapkan dalam setahun.
Adanya kesadaran pasangan usia subur (PUS) untuk menggunakan alat kontrasepsi mantap diharapkan mampu menyukseskan program KB di Bali, sekaligus mengatur kelahiran dan mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Peserta KB aktif di Bali hingga akhir Januari 2011 tercatat 544.951 pasangan atau 86,7 persen dari 563.262 pasangan usia subur, ujar Wayan Sundra.(*)